Sabtu, 11 Juni 2016

KEBUDAYAAN DAERAH NTB (BIMA, SUMBAWA, DAN LOMBOK)



KEBUDAYAAN DAERAH NTB (BIMA, SUMBAWA, DAN LOMBOK)


Disusun oleh :
Puput Febri Fitriatni (15150071)
Desti Asri Lusiana (15150070)
Nurjana Karmila (15150022)


PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2015

ü  Pariwisata / Peninggalan Sejarah
Istana Bima
Istana Bima yang disebut Asi Mbojo merupakan salah satu tinggalan arkeologi yang awalnya merupakan tempat tinggal Raja-raja Bima. Dalam perkembanganya Istana ini pernah beberapa kali berubah fungsi antara lain : sebagai barak tentara, kantor ruang kerja dan terakhir (saat ini) sebagai Museum Asi Mbojo yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda peninggalan kerajaan.
Wadu Pa’a
Teluk Bima terdapat peninggalan masa lalu, situs Wadu Paa atau batu bertulis yang dipahat untuk sembahyangan kepercayaan mereka sebelum Islam. Sekitar empat kilometer di selatan di mulut Teluk Bima ada benteng Asa Kota terbuat dari batu besar yang disusun seluas lima hektar, kemungkinan adalah peninggalan zaman Belanda.
PANTAI PINK
     Masyarakat lokal Lombok kabarnya lebih senang menyebut Pantai Pink ini sebagai Pantai Merah. Sedangkan sebutan Pantai Pink atau Pink Beach lebih banyak disukai oleh para wisatawan asing. Kedua sebutan ini intinya sama saja, bahwa nama pantai ini memang merujuk pada warna pasirnya yang khas.
Pantai yang merupakan bagian dari kawasan wisata Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur ini memang masih belum ramai. Karena tergolong objek wisata baru, tak heran kalau pantai yang tak berpenghuni ini pun memiliki suasana yang sunyi dan hening.
Namun, bagi sebagian orang, justru suasana inilah yang menarik untuk dinikmati. Mulai tertarik untuk mengunjungi Pantai Pink Lombok?

ü  Makanan dan Minuman Khas
Ayam Bakar Taliwang
makanan ini hampir sama dengan makanan lain. Hanya saja yang membedakannya ada tambahan sedikit bumbu pedas dan asam. Makanan ini biasanya dihidangkan dengan sambal minyak.
Uta Sepi tumis/Jame sepi
Yang satu ini juga makanan favorit orang bima, terbuat dari udang yang kecil-kecil yang ditumis dengan tomat,cabe, Asam muda dan daun kemangi.
Pelecing Kangkung
Plecing Kangkung, masakan khas Lombok, Nusa Tenggara Barat yang biasanya disajikan dengan Ayam Taliwang. Plecing Kangkung terdiri dari kangkung yang direbus dan disajikan dalam keadaan dingin dan segar plus sambal tomat. Sambal tomatnya dibuat dari rajikan cabai rawit, garam, terasi, dan tomat. Plecing Kangkung biasanya disajikan dengan tambahan sayuran seperti tauge, kacang panjang, kacang tanah goreng ataupun urap.

ü  Rumah Adat
Uma Lengge
Merupakan  rumah  adat suku Bima di Sumbawa.
Rumah adat ini bentuknya hampir sama dengan lumbung. Atapnya berbentuk kerucut dan dibuat dari daun atau jerami.
Biasanya rumah adat ini memiliki 3 lantai :
- Lantai yang pertama digunakan sebagai ruang tamu.
- Lantai kedua untuk kamar tidur.
- Sedangkan lantai tiga biasanya digunakan untuk tempat menyimpan makanan dan barang.
Secara umum, struktur Uma Lengge berbentuk kerucut setinggi 5 - 7 m, bertiang empat dari bahan kayu, beratap alang-alang yang sekaligus menutupi tiga perempat bagian rumah sebagai dinding dan memiliki pintu masuk dibawah.
Bale Lumbung
Bale lumbung ditetapkan sebagai ciri khas rumah adat suku sasak dari pulau Lombok. Hal ini disebabkan bentuknya yang sangat unik dan menarik yaitu berupa rumah panggung dengan ujung atap yang runcing kemudian melebar sedikit lalu lurus ke bawah dan bagian bawahnya melebar kembali dengan jarak atap 1,5 - 2,0 meter dari tanah dan diameter 1,5 – 3,0 meter. Atap dan bubungannya dibuat dari jerami atau alang – alang, dindingnya terbuat dari anyaman bambu (bedek), lantainya menggunakan papan kayu dan bale lumbung ini disangga oleh empat tiang yang terbuat dari tanah dan  batu sebagai fondasi. Bagian atap dari bale lumbung merupakan suatu ruangan yang digunakan untuk menaruh padi hasil dari beberapa kepala keluarga. Bentuknya berupa rumah panggung dimaksudkan untuk menghindari hasil panen rusak akibat banjir dan serangan tikus.

ü  Pakaian Adat
-          Bima
Pria : yang menjadi cirri khas dari suku bima adalah sambolo, atau ikat kepala. Sambolo merupakan ikat kepala yang terbuat dari kain tenun, motifnya serupa sarung songket. Selain itu, kaum pria mengenakan sejenis kemeja berlengan panjang dan berkerah pendek. Dibagian bawah, pria menggunakan sarung songket dan mengenakan ikat pinggang yang bernama salepe, yang salepenya tidak jauh berbeda dengan selendang, pemakaian hanya dililitkan dipinggang.
Wanita : untuk wanita mengenakan baju berlengan pendek yang dipadu dengan kain songket sebagai bawahannya.

-          Baju adat sumbawa adalah LAMONG PENE (baju pendek)
Baju LAMBUNG
Budaya lombok memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri contohnya adalah busana atau pakaian adat sasak lombok. Pakaian adat biasanya digunakan saat ada upacara keagamaan atau menyambut hari besar. Secara umum pakaian adat Suku Sasak dibedakan menjadi dua, pakaian adat perempuan dan laki-laki. Pakaian adat Sasak bagi perempuan disebut Lambung. Yaitu baju hitam tanpa lengan dengan kerah berbentuk hurup “V” dan sedikit hiasan di bagian gigir baju. Pakaian ini menggunakan bahan kain pelung. Ditambah selendang yang menjuntai di bahu kanan bercorak ragi genep yang merupakan jenis kain songket khas sasak, sepadu dengan sabuk anteng (ikat pinggang) yang dililitkan dan bagian ujungnya yang berumbai dijuntaikan di pinggang sebelah kiri. Bawahannya memakai kain panjang sampai lutut atau mata kaki dengan bordiran di tepi kain dengan motif kotak-kotak atau segitiga.

ü  Tarian Khas
Hadrah Rebana = Bima
Jenis atraksi kesenian ini telah berkembang pesat sejak abad ke-16. Hadrah Rebana merupakan jenis atraksi yang telah mendapat pengaruh ajaran islam. Syair lagu yang dinyanikan adalah lagu-lagu dalam bahasa Arab dan biasanya mengandung pesan-pesan rohani. Dengan berbekal 3 buah Rebana dan 6 sampai 12 penari, mereka mendendangkan lagu-lagu seperti Marhaban dan lain-lain. Hadrah Rebana biasa digelar pada acara WA’A CO’I (Antar Mahar), Sunatan maupun Khataman Alqur’an. Hingga saat ini Hadrah Rebana telah berkembang pesat sampai ke seluruh pelosok. Hal yang menggembirakan adalah Hadrah Rebana ini terus berkembang dan dikreasi oleh seniman di Bima. Dan banyak sekali karya-karya gerakan dan lagu-lagu yang mengiringi permainan Hadrah Rebana ini.
Tari Tanak  = Sumbawa
     Tari Tanak Juran dan Tanak Eneng Ujan  adalah tarian yang merupakan tari persembahan Tau Juran ( seketeng, Samapuin, Lempeh dan Brangbara ) kepada raja Sumbawa.
Gendang Beleq = Sasak
     Gendang Beleq. Disebut gendang beleq karena salah satu alat musiknya adalah gendang beleq (gendang besar). Okestra ini terdiri atas 2 buah yaitu:
1) Gendang mame (laki-laki).
2) Gendang nine (perempuan)
     Gendang beleq ini dulu dimainkan kalau ada pesta-pesta kerajaan, sedangkan kalau perang berfungsi sebagai komandan perang, sedangkan copek jadi prajuritnya. Kalau perlu datu (raja) ikut berperang, di sini payung agung akan digunakan. Sekarang fungsi payung ini ditiru dalam upacara perkawinan. Gendang beleq dapat dimainkan dengan berjalan atau duduk. Komposisi berjalanmempunyai aturan tertentu, berbeda dengan duduk yang tidak mempunyai aturan. Pada waktu dimainkan pembawa gendang beleqakan memainkannya sambil menari.


ü  Senjata Khas NTB
Sampari = Bima
Masyarakat di kabupaten Bima dan Dompu yang berasal dari satu etnis yaitu Mbojo, mendiami bagian timur pulau Sumbawa, mengenal tradisi menganugrahkan senjata (keris) kepada anak laki-laki menjelang di-khitan. Tradisi ini disebut Compo Sampari yang berlangsung sampai sekarang. Si anak yang telah dianugrahi (Compo) keris (Sampari) dari kakek-nya, selanjutnya melakukan Maka dengan ucapan sebagai berikut : “Mada dau Raga, Wau Jaga Sarumbu” yang arti harfiahnya, saya laki-laki jantan, sanggup menjaga diri atau membela diri.
Kelewang = Sasak
Klewang adalah pedang khas tentara khusus kerajaan Lombok. Kisaran tahun penciptaan berkisar rentang 1700 – 1800 Masehi. Pasukan tentara kerap menyandang di bagian tubuh-punggung belakang. Bentuk bilah besi terhunus dengan lengkungan khas. Ujung mata pedang meruncing pada sisi bilah bagian yang tajam. Pamor pada pangkal bilah sangat kontras dengan tera motif yang kian tampil cantik. Terutama pada bagian tengah bilah hingga ujung. Rentang panjang bilah capai 50 cm.

Warangka terbuat dari kayu hitam. Tidak lazim seperti umumnya bahan warangka keris khas Lombok, bersanding kayu Berora Pelet. Sedikit memberi kesan tegas dan garang. Namun masih bernuansa estetis dengan tambahan asesoris, segmen bungkus lempeng perak dan kuningan. Ukiran motif minimalis hanya terdapat pada bagian hulu warangka.

ü  Lagu

Bima

Seni musik yang populer di masyarakat Bima adalah :
1. Jiki dan Hadrah Rebana
2. Rawa Mbojo
3. Biola Katipu
4. Kande

1. Jiki dan Hadrah Rebana
a) Jiki Molu (dzikir maulud), yang dinyanyikan pada upacara perayaan maulud (ndiha molu).  Dinyanyikan oleh penyanyi laki-laki tanpa alunan music.
b) Jiki rati, dinyanyikan pada upacara pernikahan, khitanan dan khataman Al Qur’an tanpa diiringi oleh musik.
c) Jiki Molu (dzikir maulud), yang dinyanyikan pada upacara perayaan maulud (ndiha molu). Dinyanyikan oleh penyanyi laki-laki tanpa alunan musik.
d)Jiki Kapanca, yang dinyanyikan pada upacara pernikahan dan khitananan.
e)Jiki Marhaba, pada masa kesultanan setiap perayaan islam antara lain aru raja to’i (idul fitri), aru raja na’e (idul adha) dan upacara Ua Pua selalu dimeriahkan oleh pegelaran seni islam seperti jiki marhaba yang berisi pujian terhadap keagungan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

f) Jiki tua, dinyanyikan oleh tokoh agama dan adat, diiringi oleh music arubana (rebana).
g)Jiki Qasida, sangat digemari di zaman kesultanan. Pada umumnya dilaksanakan setelah upacara tadarru pada malam hari.
h)Jiki Hadra, dinyanyikan oleh penyanyi laki-laki diiringi dengan aluran musik arubana. Lazimnya diadakan pada upacara pernikahan. (M. Hilir Ismail & Alan Malingi).

Sumbawa
1)
Batu gong
2) Sanapat hajat
3)Bilen desa
4) Batang paran
5) sampang jagi
 
6) batari untung
7) Rara manurin
8) Jepin sapuin
9) Intan panyesal

ü  Alat-alat Musik Tradisional
Silu 
Adalah salah satu jenis alat musik dari daerah Bima Dompu. Silu termasuk jenis alat musik aerofon tipe hobo, karena silu memiliki lidah lebih dari satu. Lidah pada silu disebut pipi silu terdiri atas 4 lidah.
Sarone 
adalah sebuah alat musik tiup dari Kabupaten Bima Dompu. Alat musik ini  termasuk golongan aerofon yang berlidah. Menurut jumlah lidahnya termasuk tipe klarinet karena lidahnya hanya satu, yang menurut bahasa setempat, lidah ini disebut Lera. Bentuk tabungnya adalah konis ( makin lama makin besar)
Sarone, dibuat dari dua bahan pokok yaitu buluh ( jenis bambu kecil) dan daun lontar. Lolo dan anak lolo terdiri atas bulu.. Pada lolo terdapat 6 (enam) bongkang ( lubang) di atas, dan satu lubang di bawah.
Gengong
Alat musik ini termasuk dalam jenis alat musik tiup yang terbuat dari pelepah daun enau. Secara etimologis kata genggong berasal dari kata geng (suara tinggi) disebut genggong lanang dan gong (suara rendah) disebut wadon, sehingga musik genggong selalu dimainkan secara berpasangan. Musik genggong secara orkestra dapat dimainkan dengan alat musik yang lain seperti petuq, seruling, rincik dan lain-lain. Orkestra tradisional Lombok, yang cenderung bersuara lemah. Acap kali dimainkan ketika terjadi gerhana bulan. Lagu yang dimainkan antara lain, gending kacang goreng, meong begarang, papar paoq, entun taek gunung, bebalu ngadang, kanak besiaq dan lain-lain.
     Alat musik genggong yang mengiringi: tiga buah genggong yang berfungsi sebagai pembawa akord, sebuah suling genggong, sebuah petuk genggong, sebuah rincik dan sebuah gong genggong. Berukuran serba kecil terbuat dari seruas bambu panjang 315 mm dengan garis tengah 65 mm. Genggong semula hidup di Desa Barejulat, Jonggat, Lombok Tengah.
Gambar alat musik gengong




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads Inside Post