KEBUDAYAAN DAERAH NTB (BIMA, SUMBAWA, DAN LOMBOK)
Disusun oleh :
Puput Febri Fitriatni (15150071)
Desti Asri Lusiana (15150070)
Nurjana Karmila (15150022)
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2015
ü Pariwisata / Peninggalan Sejarah
Istana Bima
Istana
Bima yang disebut Asi Mbojo merupakan salah satu tinggalan arkeologi yang
awalnya merupakan tempat tinggal Raja-raja Bima. Dalam perkembanganya Istana
ini pernah beberapa kali berubah fungsi antara lain : sebagai barak tentara,
kantor ruang kerja dan terakhir (saat ini) sebagai Museum Asi Mbojo yang
berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda peninggalan kerajaan.
Wadu Pa’a
Teluk
Bima terdapat peninggalan masa lalu, situs Wadu Paa atau batu bertulis yang
dipahat untuk sembahyangan kepercayaan mereka sebelum Islam. Sekitar empat
kilometer di selatan di mulut Teluk Bima ada benteng Asa Kota terbuat dari batu
besar yang disusun seluas lima hektar, kemungkinan adalah peninggalan zaman
Belanda.
PANTAI
PINK
Masyarakat lokal Lombok kabarnya lebih
senang menyebut Pantai Pink ini sebagai Pantai Merah. Sedangkan sebutan Pantai
Pink atau Pink Beach lebih banyak disukai oleh para wisatawan asing. Kedua
sebutan ini intinya sama saja, bahwa nama pantai ini memang merujuk pada warna
pasirnya yang khas.
Pantai
yang merupakan bagian dari kawasan wisata Taman Nasional Komodo di Nusa
Tenggara Timur ini memang masih belum ramai. Karena tergolong objek wisata
baru, tak heran kalau pantai yang tak berpenghuni ini pun memiliki suasana yang
sunyi dan hening.
Namun,
bagi sebagian orang, justru suasana inilah yang menarik untuk dinikmati. Mulai
tertarik untuk mengunjungi Pantai Pink Lombok?
ü Makanan dan Minuman Khas
Ayam
Bakar Taliwang
makanan
ini hampir sama dengan makanan lain. Hanya saja yang membedakannya ada tambahan
sedikit bumbu pedas dan asam. Makanan ini biasanya dihidangkan dengan sambal
minyak.
Uta
Sepi tumis/Jame sepi
Yang
satu ini juga makanan favorit orang bima, terbuat dari udang yang kecil-kecil
yang ditumis dengan tomat,cabe, Asam muda dan daun kemangi.
Pelecing
Kangkung
Plecing
Kangkung, masakan khas Lombok, Nusa Tenggara Barat yang biasanya disajikan
dengan Ayam Taliwang. Plecing Kangkung terdiri dari kangkung yang direbus dan
disajikan dalam keadaan dingin dan segar plus sambal tomat. Sambal tomatnya
dibuat dari rajikan cabai rawit, garam, terasi, dan tomat. Plecing Kangkung
biasanya disajikan dengan tambahan sayuran seperti tauge, kacang panjang,
kacang tanah goreng ataupun urap.
ü Rumah Adat
Uma
Lengge
Merupakan rumah
adat suku Bima di Sumbawa.
Rumah
adat ini bentuknya hampir sama dengan lumbung. Atapnya berbentuk kerucut dan dibuat
dari daun atau jerami.
Biasanya
rumah adat ini memiliki 3 lantai :
-
Lantai yang pertama digunakan sebagai ruang tamu.
-
Lantai kedua untuk kamar tidur.
-
Sedangkan lantai tiga biasanya digunakan untuk tempat menyimpan makanan dan
barang.
Secara
umum, struktur Uma Lengge berbentuk kerucut setinggi 5 - 7 m, bertiang empat
dari bahan kayu, beratap alang-alang yang sekaligus menutupi tiga perempat
bagian rumah sebagai dinding dan memiliki pintu masuk dibawah.
Bale
Lumbung
Bale
lumbung ditetapkan sebagai ciri khas rumah adat suku sasak dari pulau Lombok.
Hal ini disebabkan bentuknya yang sangat unik dan menarik yaitu berupa rumah
panggung dengan ujung atap yang runcing kemudian melebar sedikit lalu lurus ke
bawah dan bagian bawahnya melebar kembali dengan jarak atap 1,5 - 2,0 meter
dari tanah dan diameter 1,5 – 3,0 meter. Atap dan bubungannya dibuat dari
jerami atau alang – alang, dindingnya terbuat dari anyaman bambu (bedek),
lantainya menggunakan papan kayu dan bale lumbung ini disangga oleh empat tiang
yang terbuat dari tanah dan batu sebagai fondasi. Bagian atap dari bale
lumbung merupakan suatu ruangan yang digunakan untuk menaruh padi hasil dari
beberapa kepala keluarga. Bentuknya berupa rumah panggung dimaksudkan untuk
menghindari hasil panen rusak akibat banjir dan serangan tikus.
ü Pakaian Adat
-
Bima
Pria
: yang menjadi
cirri khas dari suku bima adalah sambolo, atau ikat kepala. Sambolo merupakan
ikat kepala yang terbuat dari kain tenun, motifnya serupa sarung songket.
Selain itu, kaum pria mengenakan sejenis kemeja berlengan panjang dan berkerah
pendek. Dibagian bawah, pria menggunakan sarung songket dan mengenakan ikat
pinggang yang bernama salepe, yang salepenya tidak jauh berbeda dengan
selendang, pemakaian hanya dililitkan dipinggang.
Wanita
: untuk wanita
mengenakan baju berlengan pendek yang dipadu dengan kain songket sebagai
bawahannya.
-
Baju adat sumbawa adalah LAMONG
PENE (baju
pendek)
Baju LAMBUNG
Budaya lombok memiliki
kekhasan dan keunikan tersendiri contohnya adalah busana atau pakaian adat
sasak lombok. Pakaian adat biasanya digunakan saat ada upacara keagamaan atau
menyambut hari besar. Secara umum pakaian adat Suku Sasak dibedakan menjadi
dua, pakaian adat perempuan dan laki-laki. Pakaian adat Sasak bagi perempuan
disebut Lambung. Yaitu baju hitam tanpa lengan dengan kerah berbentuk hurup “V”
dan sedikit hiasan di bagian gigir baju. Pakaian ini menggunakan bahan kain
pelung. Ditambah selendang yang menjuntai di bahu kanan bercorak ragi genep
yang merupakan jenis kain songket khas sasak, sepadu dengan sabuk anteng (ikat
pinggang) yang dililitkan dan bagian ujungnya yang berumbai dijuntaikan di
pinggang sebelah kiri. Bawahannya memakai kain panjang sampai lutut atau mata
kaki dengan bordiran di tepi kain dengan motif kotak-kotak atau segitiga.
ü Tarian Khas
Hadrah
Rebana = Bima
Jenis
atraksi kesenian ini telah berkembang pesat sejak abad ke-16. Hadrah Rebana
merupakan jenis atraksi yang telah mendapat pengaruh ajaran islam. Syair lagu
yang dinyanikan adalah lagu-lagu dalam bahasa Arab dan biasanya mengandung
pesan-pesan rohani. Dengan berbekal 3 buah Rebana dan 6 sampai 12 penari,
mereka mendendangkan lagu-lagu seperti Marhaban dan lain-lain. Hadrah Rebana
biasa digelar pada acara WA’A CO’I (Antar Mahar), Sunatan maupun Khataman
Alqur’an. Hingga saat ini Hadrah Rebana telah berkembang pesat sampai ke
seluruh pelosok. Hal yang menggembirakan adalah Hadrah Rebana ini terus berkembang
dan dikreasi oleh seniman di Bima. Dan banyak sekali karya-karya gerakan dan
lagu-lagu yang mengiringi permainan Hadrah Rebana ini.
Tari
Tanak = Sumbawa
Tari Tanak Juran dan Tanak Eneng Ujan adalah tarian yang merupakan tari persembahan Tau Juran ( seketeng, Samapuin, Lempeh dan Brangbara ) kepada raja Sumbawa.
Tari Tanak Juran dan Tanak Eneng Ujan adalah tarian yang merupakan tari persembahan Tau Juran ( seketeng, Samapuin, Lempeh dan Brangbara ) kepada raja Sumbawa.
Gendang
Beleq = Sasak
Gendang Beleq. Disebut gendang beleq
karena salah satu alat musiknya adalah gendang beleq (gendang besar). Okestra
ini terdiri atas 2 buah yaitu:
1)
Gendang mame (laki-laki).
2)
Gendang nine (perempuan)
Gendang beleq ini dulu dimainkan kalau ada
pesta-pesta kerajaan, sedangkan kalau perang berfungsi sebagai komandan perang,
sedangkan copek jadi prajuritnya. Kalau perlu datu (raja) ikut berperang, di
sini payung agung akan digunakan. Sekarang fungsi payung ini ditiru dalam
upacara perkawinan. Gendang beleq dapat dimainkan dengan berjalan atau duduk.
Komposisi berjalanmempunyai aturan tertentu, berbeda dengan duduk yang tidak
mempunyai aturan. Pada waktu dimainkan pembawa gendang beleqakan memainkannya
sambil menari.
ü Senjata Khas NTB
Sampari
= Bima
Masyarakat
di kabupaten Bima dan Dompu yang berasal dari satu etnis yaitu Mbojo, mendiami
bagian timur pulau Sumbawa, mengenal tradisi menganugrahkan senjata (keris)
kepada anak laki-laki menjelang di-khitan. Tradisi ini disebut Compo Sampari
yang berlangsung sampai sekarang. Si anak yang telah dianugrahi (Compo) keris
(Sampari) dari kakek-nya, selanjutnya melakukan Maka dengan ucapan sebagai
berikut : “Mada dau Raga, Wau Jaga Sarumbu” yang arti harfiahnya, saya
laki-laki jantan, sanggup menjaga diri atau membela diri.
Kelewang
= Sasak
Klewang
adalah pedang khas tentara khusus kerajaan Lombok. Kisaran tahun penciptaan
berkisar rentang 1700 – 1800 Masehi. Pasukan tentara kerap menyandang di bagian
tubuh-punggung belakang. Bentuk bilah besi terhunus dengan lengkungan khas.
Ujung mata pedang meruncing pada sisi bilah bagian yang tajam. Pamor pada
pangkal bilah sangat kontras dengan tera motif yang kian tampil cantik.
Terutama pada bagian tengah bilah hingga ujung. Rentang panjang bilah capai 50
cm.
Warangka terbuat dari kayu hitam. Tidak lazim seperti umumnya bahan warangka keris khas Lombok, bersanding kayu Berora Pelet. Sedikit memberi kesan tegas dan garang. Namun masih bernuansa estetis dengan tambahan asesoris, segmen bungkus lempeng perak dan kuningan. Ukiran motif minimalis hanya terdapat pada bagian hulu warangka.
Warangka terbuat dari kayu hitam. Tidak lazim seperti umumnya bahan warangka keris khas Lombok, bersanding kayu Berora Pelet. Sedikit memberi kesan tegas dan garang. Namun masih bernuansa estetis dengan tambahan asesoris, segmen bungkus lempeng perak dan kuningan. Ukiran motif minimalis hanya terdapat pada bagian hulu warangka.
ü Lagu
Bima
Seni musik yang populer di masyarakat Bima adalah :
1. Jiki dan Hadrah Rebana
2. Rawa Mbojo
3. Biola Katipu
4. Kande
1. Jiki dan Hadrah Rebana
a) Jiki Molu (dzikir maulud), yang dinyanyikan pada upacara perayaan maulud (ndiha molu). Dinyanyikan oleh penyanyi laki-laki tanpa alunan music.
b) Jiki rati, dinyanyikan pada upacara pernikahan, khitanan dan khataman Al Qur’an tanpa diiringi oleh musik.
c) Jiki Molu (dzikir maulud), yang dinyanyikan pada upacara perayaan maulud (ndiha molu). Dinyanyikan oleh penyanyi laki-laki tanpa alunan musik.
d)Jiki Kapanca, yang dinyanyikan pada upacara pernikahan dan khitananan.
e)Jiki Marhaba, pada masa kesultanan setiap perayaan islam antara lain aru raja to’i (idul fitri), aru raja na’e (idul adha) dan upacara Ua Pua selalu dimeriahkan oleh pegelaran seni islam seperti jiki marhaba yang berisi pujian terhadap keagungan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Bima
Seni musik yang populer di masyarakat Bima adalah :
1. Jiki dan Hadrah Rebana
2. Rawa Mbojo
3. Biola Katipu
4. Kande
1. Jiki dan Hadrah Rebana
a) Jiki Molu (dzikir maulud), yang dinyanyikan pada upacara perayaan maulud (ndiha molu). Dinyanyikan oleh penyanyi laki-laki tanpa alunan music.
b) Jiki rati, dinyanyikan pada upacara pernikahan, khitanan dan khataman Al Qur’an tanpa diiringi oleh musik.
c) Jiki Molu (dzikir maulud), yang dinyanyikan pada upacara perayaan maulud (ndiha molu). Dinyanyikan oleh penyanyi laki-laki tanpa alunan musik.
d)Jiki Kapanca, yang dinyanyikan pada upacara pernikahan dan khitananan.
e)Jiki Marhaba, pada masa kesultanan setiap perayaan islam antara lain aru raja to’i (idul fitri), aru raja na’e (idul adha) dan upacara Ua Pua selalu dimeriahkan oleh pegelaran seni islam seperti jiki marhaba yang berisi pujian terhadap keagungan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
f) Jiki tua, dinyanyikan oleh tokoh agama dan adat, diiringi oleh music arubana (rebana).
g)Jiki Qasida, sangat digemari di zaman kesultanan. Pada umumnya dilaksanakan setelah upacara tadarru pada malam hari.
h)Jiki Hadra, dinyanyikan oleh penyanyi laki-laki diiringi dengan aluran musik arubana. Lazimnya diadakan pada upacara pernikahan. (M. Hilir Ismail & Alan Malingi).
Sumbawa
1) Batu gong
2) Sanapat hajat
3)Bilen desa
4) Batang paran
5) sampang jagi
6) batari untung
7) Rara manurin
8) Jepin sapuin
9) Intan panyesal
ü Alat-alat Musik Tradisional
Silu
Adalah
salah satu jenis alat musik dari daerah Bima Dompu. Silu termasuk jenis alat
musik aerofon tipe hobo, karena silu memiliki lidah lebih dari satu. Lidah pada
silu disebut pipi silu terdiri atas 4 lidah.
Sarone
adalah
sebuah alat musik tiup dari Kabupaten Bima Dompu. Alat musik ini termasuk
golongan aerofon yang berlidah. Menurut jumlah lidahnya termasuk tipe klarinet
karena lidahnya hanya satu, yang menurut bahasa setempat, lidah ini disebut
Lera. Bentuk tabungnya adalah konis ( makin lama makin besar)
Sarone,
dibuat dari dua
bahan pokok yaitu buluh ( jenis bambu kecil) dan daun lontar. Lolo dan
anak lolo terdiri atas bulu.. Pada lolo terdapat 6 (enam) bongkang
( lubang) di atas, dan satu lubang di bawah.
Gengong
Alat
musik ini termasuk dalam jenis alat musik tiup yang terbuat dari pelepah daun
enau. Secara etimologis kata genggong berasal dari kata geng (suara tinggi)
disebut genggong lanang dan gong (suara rendah) disebut wadon, sehingga musik
genggong selalu dimainkan secara berpasangan. Musik genggong secara orkestra
dapat dimainkan dengan alat musik yang lain seperti petuq, seruling, rincik dan
lain-lain. Orkestra tradisional Lombok, yang cenderung bersuara lemah. Acap
kali dimainkan ketika terjadi gerhana bulan. Lagu yang dimainkan antara lain,
gending kacang goreng, meong begarang, papar paoq, entun taek gunung, bebalu
ngadang, kanak besiaq dan lain-lain.
Alat musik genggong yang mengiringi: tiga
buah genggong yang berfungsi sebagai pembawa akord, sebuah suling genggong,
sebuah petuk genggong, sebuah rincik dan sebuah gong genggong. Berukuran serba
kecil terbuat dari seruas bambu panjang 315 mm dengan garis tengah 65 mm.
Genggong semula hidup di Desa Barejulat, Jonggat, Lombok Tengah.
Gambar
alat musik gengong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar