Jumat, 10 Juni 2016

persiapan laktasi



MAKALAH PERSIAPAN LAKTASI
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN





Oleh :
Puput Febri Fitriatni
15150071
A.12.2



PRODI D-III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2016





DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat, karunia serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang persiapan laktasi  yang berhubungan dengan kehamilan ini dengan baik, meskipun masih banyak kekurangan didalam makalah ini. Dan juga penulis berterima kasih kepada Ibu Dheska selaku dosen pengampu mata kuliah Asuhan kebidanan kehamilan khususnya persiapan laktasi  kehamilan yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
            Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang persiapan laktasi kehamilan. penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan yang membangun guna memperbaiki makalah yang akan penulis buat di masa mendatang.
            Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi para pelajar. Dan juga semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kedepannya bagi kita semua. Sebelumnya penulis mohon maaf sebesar-besarnya jika ada keselahan dalam penyusunan kata. Tak ada yang yang sempurna di dunia ini terkecuali sang Maha Pencipta.




Yogyakarta, 16  Mei  2016

Leni Andriwini
Penyusun






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada masa hamil, terjadi perubahan pada payudara, dimana ukuran payudara bertambah besar. Untuk mempersiapkan payudara agar pada waktunya dapat memberikan ASI, estrogen akan mempersiapkan kelenjar dari saluran ASI dalam bentuk poliferasi, deposit lemak, air dan elektrolit, jaringan ikat semakin banyak dan miopitel di sekitar kelenjar mammae semakin membesar. Sedangkan progesterone meningkat kematangan kelenjar mammae dengan hormone lain. Bersamaan dengan membesaranya kehamilan perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI semakin tampak, payudara semakin membesar, puting susu semakin menonjol pembuluh darah semakin tampak, dan areola mammae makin hitam. Pada kehamilan lima bulan lebih, kadang-kadang dari ujung putting mulai keluar cairan yang disebut kolostrum. Sekresi cairan tersebut karena pengaruh hormone laktogen dari plasenta dan hormone prolaktin dari kelenjar hipofise. Produksi cairan tidak berlebihan karena meski selama hamil kadar prolaktin cukup tinggi pengaruhnya di hambat oleh estrogen. Setelah partus, pengaruh penekanan dari estrogen dan progesterone terhadap hipofisis hilang. Timbul pengaruh hormon - hormon hipofisis kembali, antara lain lactogenic hormone. (prolaktin) yang akan dihasilkan pula. Mamma yang telah dipersiapkan pada masa hamil terpengaruhi, dengan akibat kelenjar-kelenjar susu berkontraksi, sehingga pengeluaran air susu dilaksanakan. Pada seorang wanita menyusui ( laktasi ) kedua dan selanjutnya cenderung lebih baik dari pada yang pertama, menunjukan bahwa seperti halnya pada semua fungsi reproduksi, di perlukan “trial runs” ( latihan) sebelum mencapai kemampuan yang optimal. Pada umumnya wanita yang lebih muda kemampuanya lebih baik dari pada yang tua.















B.     Rumusan Masalah

a)      Apa Pengertian Laktasi?

b)      Apa saja Hormon-Hormon yang Mempengaruhi Laktasi ?

c)      Bagaimana Siklus Laktasi?

d)     Bagaimana Proses Pembentukan Laktogenesis?

e)      Apa saja Reflek Laktasi?

f)       Bagaimana Proses Produksi Air Susu?

g)      Apa saja Faktor-Faktor yang mempengaruhi Produksi ASI?

h)      Apa saja Keunggulan dan Manfaat ASI?

i)        Bagaimana Persiapan Laktasi Sejak Dini?

j)        Bagaimana Perawatan Payudara?

k)      Bagaimana Langkah-Langkah menyusui dengan Baik dan Benar?

l)        Baimana bentuk Dukungan Bidan?


C.     Tujuan

Untuk mengetahui apa pengertian laktasi, apa saja hormon-hormon yang mempengaruhi laktasi, bagaimana siklus laktasi, bagaimana proses pembentukan laktogenesis, apa saja reflek laktasi, bagaimana proses produksi air susu, apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi produksi asi, apa saja keunggulan dan manfaat asi, bagaimana persiapan laktasi sejak dini, bagaimana perawatan payudara, bagaimana langkah-langkah menyusui dengan baik dan benar, baimana bentuk dukungan bidan.










BAB II
ISI

A.    PENGERTIAN LAKTASI

Laktasi adalah suatu proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI yang membutuhkan calon ibu yang siap secara psikologi dan fisik, kemudian bayi yang telah cukup sehat untuk menyusu, serta produksi ASI yang telah disesuaikan dengan kebutuhan bayi, dimana volume ASI 500-800 ml/hari. Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin membuat ASI mengalira dari dalam alveoli melalui saluran susu menuju ke reservoir susu yang berlokasi dibelakang aerola lalu ke dalam mulut bayi. Pengaruh hormonal bekerja melalui dari bulan ketiga kehamilan dimana tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara. ASI adalah suatu emulsi lemak dalamlarutan protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Perawatan payudara dimulai dari kehamilan bulan 7-8 memegang peran penting dalam menentukan berhasilnya menyusui bayi. Dengan perawatan payudara yang baik, ibu tidak perlu khawatir bentuk payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik dan puting tidak akn lecet sewaktu dihisap bayi.


B.     HORMON YANG MEMPENGARUHI LAKTASI

Hormon-hormon yang mempengaruhi pembentukan ASI adalah Sebagai berikut : Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara:

1.      Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran.
2.      Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui[9]. Karena itu, sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI. Follicle stimulating hormone (FSH). Luteinizing hormone (LH)
3.      Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan. Prolaktin merupakan suatu hormon yang disekresi oleh glandula pituitari. Hormon ini memiliki peran penting untuk memproduksi ASI, dan meningkat selama kehamilan. Peristiwa lepas atau keluarnya plasenta pada ahir proses persalinan akan membuat kadar estrogen dan progesteron berangsur-angsur menurun sampai tingkat dapat dilepaskan dan diaktifkanya prolaktin. Peningkatan prolaktin akan menghambat ovulasi. Kadar paling tinggi adalah ada malam hari dan penghentian pertama pemberian air susu dilakukan pada malam hari.
4.      Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk ejection reflex.
5.      Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum melahirkan.Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation).


C.    SIKLUS LAKTASI
a.       Laktogenesis stadium 1 ( kehamilan ) : penambahan dan pembesaran lobulus alveolus.
b.      Laktogenesis stadium 2 ( ahir kehamilan 2-3 hari postpartum ) : produksi ASI
c.       Laktogenesis stadium 3 ( galaktopoeisis ) : mulai 40 hari setelah berhenti menyusui.


D.    PROSES PEMBENTUKAN LAKTOGENESIS

Laktogenesis I :Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase Laktogenesis I. Saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat progesteron yang tinggi mencegah produksi ASI sebenarnya. Tetapi bukan merupakan masalah medis apabila ibu hamil mengeluarkan (bocor) kolostrum sebelum lahirnya bayi, dan hal ini juga bukan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI sebenarnya nanti.

Laktogenesis II:Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat hormon progesteron, estrogen, dan HPL secara tiba-tiba, namun hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran yang dikenal dengan fase Laktogenesis II.Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung setelah melahirkan.Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan . Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.

Laktogeneses III :Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI dengan banyak pula. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan.




E.     REFLEK LAKTASI

Pada proses laktasi terdapat dua reflek yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan reflek saliran yang timbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.
1. Refleks prolaktin
2. Refleks saliran (let down reflek)

Ø  Reflek-reflek Menyusui pada Ibu dan Bayi

Pada saat menyusui akan terjadi beberapa refleks pada ibu an bayi yang penting pengaruhnya terhadap kelancaran menyusui. Refelks yang terjadi pada ibu yaitu rangsangan yang terjadi sewaktu bayi menghisap puting susu diantaranya:

1.      REFLEKS PROLAKTIN

Refleks prolaktin : (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon prolaktin), hormon ini akan merangsang sel-sel kelenjar payudara untuk memproduksi ASI. makin sering bayi menghisap, makinbanyak prolaktin yang lepas makin banyak pula ASI yang diproduksi. maka cara yang terbaik mendapatkan ASI dalam jumlah banyak adalah menyusui bayi sesering mungkin atau setidaknya menempelkan putting susu ibu pada mulut bayi untuk bisa dihisap bayinya.
Pascapersalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpusluteum maka estrogen dan progesterone juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran factor penghambat sekresi prolactin dan sebaliknya merangsang pengeluaran factor pemicusekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.
Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung.
Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2 –3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti : stress atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting susu.

2.      REFLEKS ALIRAN (ALIRAN (LET DOWN REFLEK)
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan kehipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan oksitosin.
Melalui aliran darah, hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari selakan memeras air susu yang telah terbuat, keluar dari alveoli dan masuk kesistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui duktus lactiferus masuk kemulut bayi.
Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah : melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi.
Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti: keadaan bingung/ pikiran kacau, takut dan cemas.




Ø  Refleks Oksitosin

Refleks oksitosin : (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon oksitosin), hormon ini akan memacu sel-sel otot yang mengelilingi jaringan kelenjar susu dan saluranya unutk berkontraksi, sehingga memeras air susu keluar menuju putting susu. Ibu perlu mewaspadai bahwa tekanan karena kontraksi otot ini kadang-kadang begitu kuat sehingga air susu keluar dari putting menyembur, ini bisa membuat bayi tersedak. Refleks oksitosin dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan sensasi ibu. biasanya perasaan ibu bisa merangsang pengeluaran ASI secara refleks, tetapi kadang-kadang juga menghambatnya. Perasaan yang bisa menghentikan refleks oksitosin misalnya, khawatir, sedih, atau takut akan sesuatu. ibu kesakitan pada saat menyusui atau merasa malu. Refleks ini bisa muncul pada saat sang ibu mendengar bayinya menangis, melihat foto bayinya atau sedang teringat pada bayinya berada jauh. Manfaaat refleks oksitosin lainya adalah membantu lepasnya plasenta dari rahim ibu dan menghentikan perdarahan persalinan.

Ø  Pengeluaran ASI (Oksitosin)

Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat pada glandulapituitaria posterior, sehingga keluar hormon oksitosin. Hal ini menyebabkan sel-selmiopitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong ASI masuk dalam pembuluh ampula. Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi oleh isapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus melebar, maka secara reflektoris oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.

ü  Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi
1.      Refleks menangkap (rooting refleks)
2.      Refleks menghisap (Sucking Refleks)
3.      Refleks menelan (Swallowing Refleks)

1.      RefleksMenangkap (Rooting Refleks)
Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh kearah sentuhan. Bibir bayi dirangsang dengan papilla mamae, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha menangkap puting susu.

2.      RefleksMenghisap (Sucking Refleks)
Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar puting mencapai palatum, maka sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi. Dengan demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola, tertekan antara gusi, lidah dan palatum sehingga ASI keluar.

3.      RefleksMenelan (Swallowing Refleks)
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.


F.     PROSES PRODUKSI AIR SUSU
1.      Saat bayi menghisap, sejumlah sel saraf di payudara ibu mengirim pesan ke hipotalamus.
2.      Ketika menerima pesan itu, hipotalasmus melepas “rem” proklaktin.
3.      Untuk memulai menghasilkan ASI, prolaktin yang dihasilkan kelenjar pituitari merangsang kelenjar-kelenjar susu di payudara.

G.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI ASI
Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung pada stimulasi pada kelenjar payudara terutama pada minggu pertama laktasi.

1.      Frekuensi Penyusuan

Pada studi 32 ibu dengan bayi prematur disimpulkan bahwa produksi ASI akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu (Hopkinson et al, 1988 dalam ACC/SCN, 1991). Studi lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali perhari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup (de Carvalho, et al, 1982 dalam ACC/SCN, 1991). Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.

2.      Berat Lahir

Prentice (1984) mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI. Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan lama penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi pada hari kedua dan usia 1 bulan sangat erat berhubungan dengan kekuatan mengisap yang mengakibatkan perbedaan intik yang besar dibanding bayi yang mendapat formula. De Carvalho (1982) menemukan hubungan positif berat lahir bayi dengan frekuensi dan lama menyusui selama 14hari pertama setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.

3.       Umur Kehamilan saat Melahirkan

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intik ASI. Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan mengisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.

4.       Stres dan Penyakit Akut

Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga mempengaruhi produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan nyaman.. Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut yang mengganggu proses laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI.

5.       Konsumsi Rokok

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin. Studi Lyon,(1983); Matheson, (1989) menunjukkan adanya hubungan antara merokok dan penyapihan dini meskipun volume ASI tidak diukur secara langsung. Meskipun demikian pada studi ini dilaporkan bahwa prevalensi ibu perokok yang masih menyusui 6 – 12 minggu setelah melahirkan lebih sedikit daripada ibu yang tidak perokok dari kelompok sosial ekonomi sama, dan bayi dari ibu perokok mempunyai insiden sakit perut yang lebih tinggi. Anderson et al (1982) mengemukakan bahwa ibu yang merokok lebih dari 15 batang rokok/hari mempunyai prolaktin 30-50% lebih rendah pada hari pertama dan hari ke 21 setelah melahirkan dibanding dengan yang tidak merokok.
6.       Konsumsi Alkohol

Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin. Pada dosis etanol 0,5-0,8 gr/kg berat badan ibu mengakibatkan kontraksi rahim hanya 62% dari normal, dan dosis 0,9-1,1 gr/kg mengakibatkan kontraksi rahim 32% dari normal (Matheson, 1989).

7.       Pil Kontrasepsi

Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI (Koetsawang, 1987 dan Lonerdal, 1986 dalam ACC/SCN, 1991), sebaliknya bila pil hanya mengandung progestin maka tidak ada dampak terhadap volume ASI (WHO Task Force on Oral Contraceptives, 1988 dalam ACC/SCN, 1991). Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan pil progestin untuk ibu menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi. Ada dua cara untuk mengukur produksi ASI yaitu penimbangan berat badan bayi sebelum dan setelah menyusui; dan pengosongan payudara. Kurva berat badan bayi merupakan cara termudah untuk menentukan cukup tidaknya produksi ASI (Packard, 1982). Dilihat dari sumber zat gizi dalam ASI maka ada 3 sumber zat gizi dalam ASI yaitu : 1) disintesis dalam sel secretory payudara dari precursor yang ada di plasma; 2) disintesis oleh sel-sel lainnya dalam payudara; 3) ditransfer secaralangsung dari plasma ke ASI (Butte, 1988). Protein, karbohidrat, dan lemak berasal dari sintesis dalam kelenjar payudara dan transfer dari plasma ke ASI, sedangkan vitamin dan mineral berasal dari transfer plasma ke ASI. Semua fenomena fisiologi dan biokimia yang mempengaruhi komposisi plasma dapat juga mempengaruhi komposisi ASI. Komposisi ASI dapat dimodifikasi oleh hormon yang mempengaruhi sintesis dalam kelenjar payudara (Vaughan, 1999).
H.     KEUNGGULAN DAN MANFAAT ASI

ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam 4 – 6 bulan pertama kehidupan. Keunggulan ASI dibanding susu formula adalah :

1.      ASI praktis, ekonomis,dan hygienis.
2.      Mengandung semua bahan / zat gizi yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
3.      Dapat diberikan dimana aja dan kapan saja dalam keadaan segar, bebas bakteri dan suhu yang sesuai,tanpa penggunaan alat bantu.
4.      Bebas dari kesalahan dalam penyediaan / takaran.
5.      Problem kesulitan pemberian makanan pada bayi jauh lebih sedikit daripadea bayi yang mendapat susu formula buatan.
6.      Mengandung imunoglobulin.
7.      Mencegah terjadinya keadaan gizi salah.

a.       Manfaat Asi Untuk Bayi
1.      Nutrisi yang sesuai untuk bayi
2.      Mengandung zat protektif
3.      Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan
4.      Menyebabkan pertumbuhan yang baik
5.      Mengurangi kejadian karies dentis
6.      Mengurangi kejadian maloklusi


b.      Manfaat Asi Untuk Ibu
1.      Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis.Oksitosin membantu involusi dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan

2.      Aspek keluarga berencana
Menyusui secara murni(eksklusif) dapat menjarangkan kehamilan.Ditemukan rerata jarak kelahiran ibu yang menyusui adalah 24 bulan,sedangkan yang tidak menyusui 11 bulan.

3.      Aspek psikologi
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi,tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan,rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.

I.       PERSIAPAN LAKTASI SEJAK DINI

Persiapan menyusui perlu dilakukan seawal mungkin pada setiap wanita hamil dan para ibu hendaknya mengetahui upaya-upaya yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan pemberian ASI/ menyusui.
Klinik Antenatal
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam klinik Antenatal bagi ibu hamil adalah :

1.      Gizi ibu hamil
Dari konsumsi zat gizi yang masuk kedalam tubuh serta cadangan yang ada pada wanita hamil dan menyusui akan digunakan untuk aktivitas dan metabolisme tubuh ibu, dan proses pembentukan ASI, nilai kalori serta zat gizi dari ASI itu sendiri.

2.      Perilaku ibu hamil.
a.       Kecukupan istirahat
Wanita hamil sebaiknya tidur minimal 8 jam sehari, kegiatan dan gerakannya sehari hari harus memperhatikan perubahan fisik dan mental yang terjadi pada dirinya. Diantara waktu tersebut harus adawaktu untuk istirahat (santai) guna melemaskan otot-otot.

b.      Tidak merokok, minum alkohol, kopi, soda.
Termasuk menjauhi asap rokok dari orang lain.minuman kopi dan minuman soda dapat mengurangi kemampuan usus untuk menyerap kalsium dan zat besi.

3.      Obat-obatan
Pemakaian obat-obatan selama hamil hanya atas petunjuk bidan atau dokter, terutama menjelang persalinan perlu diperhatikan, agar tidak berpengaruh terhadap laktasi.
4.      keluhan lain
Adanya keluhan lain, misalnya sakit gigi /mulut, infeksi lainya.

5.      Hygiene personal dan lingkungan.
Kebersihan diri dan pakaian yang nyaman perlu mendapat perhatian untuk menjaga kesehatan .pilihlah pakaian yang longgar ,ringan dan mudah menyerap keringat.

6.      Pendukung
Sebaiknya selama 3 bulan terakhir kehamilan, seorang ibu telah menentukan dokter yang akan mengawasinya persalinan anaknya. Kerjasama antara tenaga penolong persalinan dan dokter anak juga harus di bina.

J.      PERAWATAN PAYUDARA
Demi keberhasilan menyusui, payudara memerlukan perawatan sejak dini secara teratur . Perwatan selama kehamilan bertujuan agar selama menyusui kelak produksi asi cukup. Tidak terjadi kelainan pada payudara dan payudara tetap baik setelah menyusui. Pada umumnya wanita dalam kehamilan 6-8 minggu akan mengalami pembesaran payudara,akan lebih padat,kenyal,kencang,sakit dan tampak jelas di permukaan kulit adanya gambaran pembuluh darah yang bertambah serta melebar. kelenjar Montgomery pada daerah areola tampak lebih nyata dan menonjol. Perawatan Payudara antara lain :

1.      Pemakaian BH yang tepat,sebaiknya ibu hamil harus memakai bra yang tepat dan ukuran yang sesuai dapat menopang perkembangan payudara.
2.      Latihan otot-otot yang menopang payudara.
3.      Hygiene payudara


K.     LANGKAH-LANGKAH MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR

Langkah-langkah menyusui yang baik dan benar meliputi hal-hal berikut :



1.       Persiapan mental dan fisik ibu menyusui

Ibu yang akan menyusui harus dalam keadaan tenang. Bila perlu minum segelas air sebelum menyusui. Hindari menyusui dalam keadaan lapar dan haus. Sediakan tempat dengan peralatan yang diperlukan, seperti kursi dengan sandaran punggung dan sandaran tangan, bantal untuk menopang tangan yang menggendong bayi.

2.       Hygiene personal ibu menyusui

Sebelum menggendong bayi untuk menyusui, tangan harus dicuci bersih. Sebelum menyusui, tekan daerah areola di antara telunjuk dan ibu jari sehingga keluar 2-3 tetes ASI, kemudian dioleskan ke seluruh puting dan areola. Cara menyusui yang terbaikadalah bila ibu melepaskan BH dari kedua payudara.

3.       Menyusui bayi sesuai dengan permintaan bayi

Susukan bayi sesuai dengan kebutuhannya (”on demand“), jangan dijadwalkan. Biasanya kebutuhan terpenuhi dengan menyusui tiap 2-3 jam sekali. Setiap kali menyusui, lakukanlah pada kedua payudara kiri dan kanan secara bergantian, masing-masing sekitar 10 menit. Mulailah dengan payudara sisi terakhir yang disusui sebelumnya.

4.       Periksa ASI sampai payudara terasa kosong.

Setelah selesai menyusui, oleskan ASI lagi seperti awal menyusui tadi. Biarkan kering oleh udara sebelum kembali memakai BH. Langkah ini berguna untuk mencegah lecet.

5.       Membuat bayi bersendawa setelah menyusui harus selalu dilakukan, untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak kembung dan muntah. Bila terjadi keadaad lecet pada puting dan atau sekitarnya, sebaiknya ibu tetep menyusui dengan mendahului pada puting yang tidak lecet. Sebelum diisap, puting yang lecet dapat diolesi es untuk mengurangi rasa sakit. Yang lebih penting dari kejadian ini adalah mencari penyebab lecet tersebut yang tentunya harus dihindari.

Keadaan engorgement (payudara bengkak) yang sering terjadi pada payudara yang elastisitasnya kurang. Untuk mengatasinya, kompres payudara dengan handuk hangat kira-kira 4-5 menit, kemudian dilakukan masase dari tepi ke arah puting hingga ASI keluar. Setelah itu baru bayi disusukan. Jangan berhenti menyusui dalam keadaan ini. Apabila bayi telah menyusu dengan benar ,maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :

a.       Bayi tampak tenang Badan.
b.      Bayi menempel pada perut ibu.
c.       Mulut bayi terbuka lebar.
d.      Dagu bayi menempel pada payudara ibu.
e.       Sebagian areaola masuk kedalam mulut bayi,areola bawah lebih banyak masuk.
f.       Bayi nampak menghisap dengan ritmen perlahan-lahan.
g.      Puting susu tidak terasa nyeri.
h.      Telinga dan lengan bayi terletak pada stu garis lurus.
i.        Kepala bayi agak menengandah.

I.                   DUKUNGAN BIDAN

Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI dengan cara :
a.       Membiarkan bayi bersama ibunya segera susudah lahir selama beberapa jam pertama
b.      Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul
c.       Membantu ibu pada waktu pertama kali memberikan ASI

Posisi menyusui dapat dilakukan dengan cara :

a.       Posisi berbaring miring
b.      Posisi duduk
c.       Posisi tidur telentang
 

BAB III
STUDI KASUS

1.      Seorang ibu Ny. A dengan usia kehamilan 34 minggu datang di BPM bidan L dengan keluhan puting susu ibu tidak menonjol. Lalu bidan L melakukan konseling tentang persiapan laktasi yang meliputi perawatan payudara juga. Bidan L mengatakan perawatan payudara untuk puting susu tidak menonjol, dengan salah satu prosedur membuka pakaian dan dengan langkah-langkah yang diinstruksikan oleh bidan L. Namun, Ny. A tersebut menolak membuka pakaiannya. Dan ibu juga menolak tekhnik yang diinstruksikan oleh bidan L (menegangkan dari bagian aerola-keluar). Karena, ibu tersebut merasa payudaranya sakit jika ditegangkan.

2.      Seorang ibu hamil datang ke BPM untuk bersalin, setelah bersalin bidan memberikan asuhan IMD dengan cara meletakan bayi di atas dada ibunya, dan dengan sendirinya bayi tersebut mencari puting susu ibunya, untuk mulai menyusui.


















BAB IV
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Laktasi adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu. Proses produksi air susu, saat bayi menghisap, sejumlah sel saraf di payudara ibu mengirim pesan ke hipotalamus. Ketika menerima pesan itu, hipotalasmus melepas “rem” proklaktin. Untuk memulai menghasilkan ASI, prolaktin yang dihasilkan kelenjar pituitari merangsang kelenjar-kelenjar susu di payudara.

B.  Saran
Demikian makalah yang penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca/pelajar kebidanan. Apabila ada saran dan kritik yang membangun, mohon sampaikan pada penulis untuk pembekalan dan pembelajaran di masa yang akan datang atau pun tugas.
Dan untuk para pelajar diharapkan untuk senantiasa memperbaiki, apa yang salah pada makalah ini. Mengritik sesuatu yang dipelajari jauh lebih berguna untuk pembelajaran selanjutnya.
 

 

DAFTAR PUSTAKA

Asfuah, Siti. 2009. Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta. Nuha medika.

Marimbi, Hanum. 2011. Biologo Reproduksi. Nuha Medika. Yogyakarta

Marmi, S.ST.2011.Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Khumaira, marsha. 2012. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta: Citra pustaka Yogyakarta.

Riyadi, sujono.2012. biologi Reproduksi. Yogyakarts: Pustaka pelajar.

Maryunani, Anik. 2010. Biologi reproduksi dalam kehamilan. CV Trans Info Media. Jakarta

Wulanda,Ayu febri. 2012. Biologi reproduksi. salemba medika. Jakarta Kuliah Bidan. 2008.   Manajemen Laktasi. Jakarta : Depkes RI

Rochmawati, lusa. 2009. Fisiologi Laktasi. 2 Maret 2013. www. Lusa.web.id.

http:\\id.wikipedia.org\wiki\menyusui Bote, 2009. ASI dan Laktasi . 2 Maret 2013. Betofilia.com.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads Inside Post