KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas berkat rahmat, karunia serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang persiapan laktasi yang
berhubungan dengan kehamilan ini
dengan baik, meskipun masih banyak kekurangan didalam makalah ini. Dan juga penulis
berterima kasih kepada Ibu Dheska selaku dosen pengampu mata kuliah Asuhan kebidanan
kehamilan khususnya persiapan laktasi kehamilan yang telah memberikan tugas ini
kepada penulis.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang persiapan laktasi
kehamilan. penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis
berharap adanya kritik, saran dan usulan yang membangun guna memperbaiki
makalah yang akan penulis buat di masa mendatang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi para
pelajar. Dan juga semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kedepannya bagi
kita semua. Sebelumnya penulis mohon maaf sebesar-besarnya jika ada keselahan
dalam penyusunan kata. Tak ada yang yang sempurna di dunia ini terkecuali sang
Maha Pencipta.
Yogyakarta, 16 Mei
2016
Leni Andriwini
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada
masa hamil, terjadi perubahan pada payudara, dimana ukuran payudara bertambah
besar. Untuk mempersiapkan payudara agar pada waktunya dapat memberikan ASI,
estrogen akan mempersiapkan kelenjar dari saluran ASI dalam bentuk poliferasi,
deposit lemak, air dan elektrolit, jaringan ikat semakin banyak dan miopitel di
sekitar kelenjar mammae semakin membesar. Sedangkan progesterone meningkat
kematangan kelenjar mammae dengan hormone lain. Bersamaan dengan membesaranya
kehamilan perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI semakin tampak,
payudara semakin membesar, puting susu semakin menonjol pembuluh darah semakin
tampak, dan areola mammae makin hitam. Pada kehamilan lima bulan lebih,
kadang-kadang dari ujung putting mulai keluar cairan yang disebut kolostrum.
Sekresi cairan tersebut karena pengaruh hormone laktogen dari plasenta dan
hormone prolaktin dari kelenjar hipofise. Produksi cairan tidak berlebihan
karena meski selama hamil kadar prolaktin cukup tinggi pengaruhnya di hambat
oleh estrogen. Setelah partus, pengaruh penekanan dari estrogen dan
progesterone terhadap hipofisis hilang. Timbul pengaruh hormon - hormon hipofisis
kembali, antara lain lactogenic hormone. (prolaktin) yang akan dihasilkan pula.
Mamma yang telah dipersiapkan pada masa hamil terpengaruhi, dengan akibat
kelenjar-kelenjar susu berkontraksi, sehingga pengeluaran air susu
dilaksanakan. Pada seorang wanita menyusui ( laktasi ) kedua dan selanjutnya
cenderung lebih baik dari pada yang pertama, menunjukan bahwa seperti halnya
pada semua fungsi reproduksi, di perlukan “trial runs” ( latihan) sebelum
mencapai kemampuan yang optimal. Pada umumnya wanita yang lebih muda
kemampuanya lebih baik dari pada yang tua.
B.
Rumusan Masalah
C. Tujuan
Untuk mengetahui apa pengertian laktasi, apa saja hormon-hormon yang
mempengaruhi laktasi, bagaimana siklus laktasi, bagaimana proses pembentukan
laktogenesis, apa saja reflek laktasi, bagaimana proses produksi air susu, apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi produksi asi, apa saja keunggulan dan
manfaat asi, bagaimana persiapan laktasi sejak dini, bagaimana perawatan
payudara, bagaimana langkah-langkah menyusui dengan baik dan benar, baimana
bentuk dukungan bidan.
BAB II
ISI
A.
PENGERTIAN LAKTASI
Laktasi
adalah suatu proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI yang membutuhkan
calon ibu yang siap secara psikologi dan fisik, kemudian bayi yang telah cukup
sehat untuk menyusu, serta produksi ASI yang telah disesuaikan dengan kebutuhan
bayi, dimana volume ASI 500-800 ml/hari. Ketika bayi menghisap payudara, hormon
yang bernama oksitosin membuat ASI mengalira dari dalam alveoli melalui saluran
susu menuju ke reservoir susu yang berlokasi dibelakang aerola lalu ke dalam
mulut bayi. Pengaruh hormonal bekerja melalui dari bulan ketiga kehamilan
dimana tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam
sistem payudara. ASI adalah suatu emulsi lemak dalamlarutan protein, laktosa,
dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara
ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Perawatan payudara dimulai dari kehamilan
bulan 7-8 memegang peran penting dalam menentukan berhasilnya menyusui bayi.
Dengan perawatan payudara yang baik, ibu tidak perlu khawatir bentuk
payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik dan puting tidak akn
lecet sewaktu dihisap bayi.
B.
HORMON YANG MEMPENGARUHI LAKTASI
Hormon-hormon
yang mempengaruhi pembentukan ASI adalah Sebagai berikut : Mulai dari bulan
ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya
ASI dalam sistem payudara:
1.
Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan
ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah
melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran.
2.
Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI
untuk membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk
beberapa bulan selama tetap menyusui[9]. Karena itu, sebaiknya ibu menyusui
menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi
jumlah produksi ASI. Follicle stimulating hormone (FSH). Luteinizing hormone
(LH)
3.
Prolaktin: berperan dalam membesarnya
alveoil dalam kehamilan. Prolaktin merupakan suatu hormon yang disekresi oleh
glandula pituitari. Hormon ini memiliki peran penting untuk memproduksi ASI,
dan meningkat selama kehamilan. Peristiwa lepas atau keluarnya plasenta pada
ahir proses persalinan akan membuat kadar estrogen dan progesteron
berangsur-angsur menurun sampai tingkat dapat dilepaskan dan diaktifkanya
prolaktin. Peningkatan prolaktin akan menghambat ovulasi. Kadar paling tinggi
adalah ada malam hari dan penghentian pertama pemberian air susu dilakukan pada
malam hari.
4.
Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam
rahim pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme.
Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli
untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya
susu let-down / milk ejection reflex.
5. Human
placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta
mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan
areola sebelum melahirkan.Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap
memproduksi ASI. Namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan (induced
lactation).
C.
SIKLUS LAKTASI
a.
Laktogenesis stadium 1 ( kehamilan ) :
penambahan dan pembesaran lobulus alveolus.
b.
Laktogenesis stadium 2 ( ahir kehamilan 2-3 hari
postpartum ) : produksi ASI
c. Laktogenesis
stadium 3 ( galaktopoeisis ) : mulai 40 hari setelah berhenti menyusui.
D.
PROSES PEMBENTUKAN LAKTOGENESIS
Laktogenesis I
:Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase Laktogenesis
I. Saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental yang
kekuningan. Pada saat itu, tingkat progesteron yang tinggi mencegah produksi
ASI sebenarnya. Tetapi bukan merupakan masalah medis apabila ibu hamil
mengeluarkan (bocor) kolostrum sebelum lahirnya bayi, dan hal ini juga bukan indikasi
sedikit atau banyaknya produksi ASI sebenarnya nanti.
Laktogenesis
II:Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat hormon
progesteron, estrogen, dan HPL secara tiba-tiba, namun hormon prolaktin tetap
tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran yang dikenal dengan fase
Laktogenesis II.Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam darah
meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level
sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi
sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam
ASI itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa level prolaktin dalam susu
lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga
6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.Hormon lainnya,
seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun
peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa
proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi
biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari)
setelah melahirkan. Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung
setelah melahirkan.Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum
mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya,
khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi
usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga
mencegah alergi makanan . Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan,
kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.
Laktogeneses
III :Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan
dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil,
sistem kontrol autokrin dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III. Pada
tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI dengan
banyak pula. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara
menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi
ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan
juga seberapa sering payudara dikosongkan.
E.
REFLEK LAKTASI
Pada
proses laktasi terdapat dua reflek yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan
reflek saliran yang timbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan
bayi.
1. Refleks prolaktin
2. Refleks saliran
(let down reflek)
Ø
Reflek-reflek Menyusui pada Ibu dan Bayi
Pada
saat menyusui akan terjadi beberapa refleks pada ibu an bayi yang penting
pengaruhnya terhadap kelancaran menyusui. Refelks yang terjadi pada ibu yaitu
rangsangan yang terjadi sewaktu bayi menghisap puting susu diantaranya:
1.
REFLEKS PROLAKTIN
Refleks
prolaktin : (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon prolaktin), hormon
ini akan merangsang sel-sel kelenjar payudara untuk memproduksi ASI. makin
sering bayi menghisap, makinbanyak prolaktin yang lepas makin banyak pula ASI
yang diproduksi. maka cara yang terbaik mendapatkan ASI dalam jumlah banyak
adalah menyusui bayi sesering mungkin atau setidaknya menempelkan putting susu
ibu pada mulut bayi untuk bisa dihisap bayinya.
Pascapersalinan,
yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpusluteum maka estrogen
dan progesterone juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan
kalang payudara, karena ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai
reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla
spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran factor penghambat sekresi
prolactin dan sebaliknya merangsang pengeluaran factor pemicusekresi prolaktin
akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini
merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.
Kadar
prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan
sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan
prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung.
Pada ibu nifas yang
tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2 –3.
Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti :
stress atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting susu.
2.
REFLEKS ALIRAN (ALIRAN (LET DOWN
REFLEK)
Bersamaan
dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasal
dari isapan bayi dilanjutkan kehipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian
dikeluarkan oksitosin.
Melalui
aliran darah, hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi.
Kontraksi dari selakan memeras air susu yang telah terbuat, keluar dari alveoli
dan masuk kesistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui duktus lactiferus
masuk kemulut bayi.
Faktor-faktor yang
meningkatkan let down adalah : melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium
bayi, memikirkan untuk menyusui bayi.
Faktor-faktor yang
menghambat reflek let down adalah stress, seperti: keadaan bingung/ pikiran
kacau, takut dan cemas.
Ø
Refleks Oksitosin
Refleks
oksitosin : (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon oksitosin), hormon
ini akan memacu sel-sel otot yang mengelilingi jaringan kelenjar susu dan
saluranya unutk berkontraksi, sehingga memeras air susu keluar menuju putting
susu. Ibu perlu mewaspadai bahwa tekanan karena kontraksi otot ini
kadang-kadang begitu kuat sehingga air susu keluar dari putting menyembur, ini
bisa membuat bayi tersedak. Refleks oksitosin dipengaruhi oleh pikiran,
perasaan, dan sensasi ibu. biasanya perasaan ibu bisa merangsang pengeluaran
ASI secara refleks, tetapi kadang-kadang juga menghambatnya. Perasaan yang bisa
menghentikan refleks oksitosin misalnya, khawatir, sedih, atau takut akan
sesuatu. ibu kesakitan pada saat menyusui atau merasa malu. Refleks ini bisa
muncul pada saat sang ibu mendengar bayinya menangis, melihat foto bayinya atau
sedang teringat pada bayinya berada jauh. Manfaaat refleks oksitosin lainya
adalah membantu lepasnya plasenta dari rahim ibu dan menghentikan perdarahan persalinan.
Ø
Pengeluaran ASI (Oksitosin)
Apabila
bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan
saraf yang terdapat pada glandulapituitaria posterior, sehingga keluar hormon
oksitosin. Hal ini menyebabkan sel-selmiopitel di sekitar alveoli akan
berkontraksi dan mendorong ASI masuk dalam pembuluh ampula. Pengeluaran
oksitosin selain dipengaruhi oleh isapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak
pada duktus. Bila duktus melebar, maka secara reflektoris oksitosin dikeluarkan
oleh hipofisis.
ü Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi
1. Refleks menangkap (rooting refleks)
2. Refleks menghisap (Sucking Refleks)
3.
Refleks menelan (Swallowing
Refleks)
1.
RefleksMenangkap
(Rooting Refleks)
Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan
menoleh kearah sentuhan. Bibir bayi dirangsang dengan papilla mamae, maka bayi
akan membuka mulut dan berusaha menangkap puting susu.
2.
RefleksMenghisap
(Sucking Refleks)
Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh
puting. Agar puting mencapai palatum, maka sebagian besar areola masuk kedalam
mulut bayi. Dengan demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola,
tertekan antara gusi, lidah dan palatum sehingga ASI keluar.
3.
RefleksMenelan
(Swallowing Refleks)
Refleks
ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.
F.
PROSES PRODUKSI AIR SUSU
1.
Saat bayi menghisap, sejumlah sel saraf di
payudara ibu mengirim pesan ke hipotalamus.
2.
Ketika menerima pesan itu, hipotalasmus melepas
“rem” proklaktin.
3. Untuk
memulai menghasilkan ASI, prolaktin yang dihasilkan kelenjar pituitari
merangsang kelenjar-kelenjar susu di payudara.
G.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI ASI
Produksi
ASI dapat meningkat atau menurun tergantung pada stimulasi pada kelenjar
payudara terutama pada minggu pertama laktasi.
1.
Frekuensi Penyusuan
Pada
studi 32 ibu dengan bayi prematur disimpulkan bahwa produksi ASI akan optimal
dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama bulan pertama setelah
melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu
(Hopkinson et al, 1988 dalam ACC/SCN, 1991). Studi lain yang dilakukan pada ibu
dengan bayi cukup bulan menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali
perhari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi
ASI yang cukup (de Carvalho, et al, 1982 dalam ACC/SCN, 1991). Berdasarkan hal
ini direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal
setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan
stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.
2.
Berat Lahir
Prentice
(1984) mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI. Hal ini berkaitan
dengan kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan lama penyusuan dibanding bayi
yang lebih besar. Berat bayi pada hari kedua dan usia 1 bulan sangat erat
berhubungan dengan kekuatan mengisap yang mengakibatkan perbedaan intik yang
besar dibanding bayi yang mendapat formula. De Carvalho (1982) menemukan
hubungan positif berat lahir bayi dengan frekuensi dan lama menyusui selama
14hari pertama setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai
kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal
(> 2500 gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi
dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang
akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi
ASI.
3.
Umur Kehamilan saat Melahirkan
Umur
kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intik ASI. Hal ini disebabkan bayi yang
lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak
mampu mengisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi
yang lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan mengisap pada bayi prematur dapat
disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.
4.
Stres dan Penyakit Akut
Ibu
yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga mempengaruhi produksi
ASI karena menghambat pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI akan berlangsung baik
pada ibu yang merasa rileks dan nyaman.. Penyakit infeksi baik yang kronik
maupun akut yang mengganggu proses laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI.
5.
Konsumsi Rokok
Merokok
dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon prolaktin dan
oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin
dimana adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin. Studi Lyon,(1983);
Matheson, (1989) menunjukkan adanya hubungan antara merokok dan penyapihan dini
meskipun volume ASI tidak diukur secara langsung. Meskipun demikian pada studi
ini dilaporkan bahwa prevalensi ibu perokok yang masih menyusui 6 – 12 minggu
setelah melahirkan lebih sedikit daripada ibu yang tidak perokok dari kelompok
sosial ekonomi sama, dan bayi dari ibu perokok mempunyai insiden sakit perut
yang lebih tinggi. Anderson et al (1982) mengemukakan bahwa ibu yang merokok
lebih dari 15 batang rokok/hari mempunyai prolaktin 30-50% lebih rendah pada
hari pertama dan hari ke 21 setelah melahirkan dibanding dengan yang tidak
merokok.
6.
Konsumsi Alkohol
Meskipun
minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks
sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun disisi lain etanol dapat
menghambat produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusuan merupakan
indikator produksi oksitosin. Pada dosis etanol 0,5-0,8 gr/kg berat badan ibu
mengakibatkan kontraksi rahim hanya 62% dari normal, dan dosis 0,9-1,1 gr/kg
mengakibatkan kontraksi rahim 32% dari normal (Matheson, 1989).
7.
Pil Kontrasepsi
Penggunaan
pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan dengan penurunan
volume dan durasi ASI (Koetsawang, 1987 dan Lonerdal, 1986 dalam ACC/SCN,
1991), sebaliknya bila pil hanya mengandung progestin maka tidak ada dampak
terhadap volume ASI (WHO Task Force on Oral Contraceptives, 1988 dalam ACC/SCN,
1991). Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan pil progestin untuk ibu
menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi. Ada dua cara untuk mengukur produksi
ASI yaitu penimbangan berat badan bayi sebelum dan setelah menyusui; dan
pengosongan payudara. Kurva berat badan bayi merupakan cara termudah untuk
menentukan cukup tidaknya produksi ASI (Packard, 1982). Dilihat dari sumber zat
gizi dalam ASI maka ada 3 sumber zat gizi dalam ASI yaitu : 1) disintesis dalam
sel secretory payudara dari precursor yang ada di plasma; 2) disintesis oleh
sel-sel lainnya dalam payudara; 3) ditransfer secaralangsung dari plasma ke ASI
(Butte, 1988). Protein, karbohidrat, dan lemak berasal dari sintesis dalam
kelenjar payudara dan transfer dari plasma ke ASI, sedangkan vitamin dan
mineral berasal dari transfer plasma ke ASI. Semua fenomena fisiologi dan
biokimia yang mempengaruhi komposisi plasma dapat juga mempengaruhi komposisi
ASI. Komposisi ASI dapat dimodifikasi oleh hormon yang mempengaruhi sintesis
dalam kelenjar payudara (Vaughan, 1999).
H.
KEUNGGULAN DAN MANFAAT ASI
ASI
mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam 4 – 6 bulan pertama kehidupan.
Keunggulan ASI dibanding susu formula adalah :
1.
ASI praktis, ekonomis,dan hygienis.
2.
Mengandung semua bahan / zat gizi yang
diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
3.
Dapat diberikan dimana aja dan kapan saja dalam
keadaan segar, bebas bakteri dan suhu yang sesuai,tanpa penggunaan alat bantu.
4.
Bebas dari kesalahan dalam penyediaan / takaran.
5.
Problem kesulitan pemberian makanan pada bayi
jauh lebih sedikit daripadea bayi yang mendapat susu formula buatan.
6.
Mengandung imunoglobulin.
7.
Mencegah terjadinya keadaan gizi salah.
a.
Manfaat Asi Untuk Bayi
1.
Nutrisi yang sesuai untuk bayi
2.
Mengandung zat protektif
3.
Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan
4.
Menyebabkan pertumbuhan yang baik
5.
Mengurangi kejadian karies dentis
6. Mengurangi
kejadian maloklusi
b.
Manfaat Asi Untuk Ibu
1. Aspek
kesehatan ibu
Isapan
bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar
hipofisis.Oksitosin membantu involusi dan mencegah terjadinya perdarahan pasca
persalinan
2. Aspek
keluarga berencana
Menyusui
secara murni(eksklusif) dapat menjarangkan kehamilan.Ditemukan rerata jarak
kelahiran ibu yang menyusui adalah 24 bulan,sedangkan yang tidak menyusui 11
bulan.
3. Aspek
psikologi
Keuntungan
menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi,tetapi juga untuk ibu. Ibu akan
merasa bangga dan diperlukan,rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
I.
PERSIAPAN LAKTASI SEJAK DINI
Persiapan
menyusui perlu dilakukan seawal mungkin pada setiap wanita hamil dan para ibu
hendaknya mengetahui upaya-upaya yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan
pemberian ASI/ menyusui.
Klinik
Antenatal
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam klinik Antenatal bagi ibu hamil adalah :
1. Gizi
ibu hamil
Dari
konsumsi zat gizi yang masuk kedalam tubuh serta cadangan yang ada pada wanita
hamil dan menyusui akan digunakan untuk aktivitas dan metabolisme tubuh ibu,
dan proses pembentukan ASI, nilai kalori serta zat gizi dari ASI itu sendiri.
2.
Perilaku ibu hamil.
a. Kecukupan
istirahat
Wanita hamil sebaiknya tidur minimal 8 jam sehari, kegiatan
dan gerakannya sehari hari harus memperhatikan perubahan fisik dan mental yang
terjadi pada dirinya. Diantara waktu tersebut harus adawaktu untuk istirahat
(santai) guna melemaskan otot-otot.
b. Tidak
merokok, minum alkohol, kopi, soda.
Termasuk menjauhi asap rokok dari orang lain.minuman kopi dan
minuman soda dapat mengurangi kemampuan usus untuk menyerap kalsium dan zat
besi.
3. Obat-obatan
Pemakaian obat-obatan selama hamil hanya atas petunjuk bidan
atau dokter, terutama menjelang persalinan perlu diperhatikan, agar tidak
berpengaruh terhadap laktasi.
4. keluhan
lain
Adanya
keluhan lain, misalnya sakit gigi /mulut, infeksi lainya.
5. Hygiene
personal dan lingkungan.
Kebersihan diri dan pakaian yang nyaman perlu mendapat
perhatian untuk menjaga kesehatan .pilihlah pakaian yang longgar ,ringan dan
mudah menyerap keringat.
6. Pendukung
Sebaiknya selama 3 bulan terakhir kehamilan, seorang ibu
telah menentukan dokter yang akan mengawasinya persalinan anaknya. Kerjasama
antara tenaga penolong persalinan dan dokter anak juga harus di bina.
J.
PERAWATAN PAYUDARA
Demi
keberhasilan menyusui, payudara memerlukan perawatan sejak dini secara teratur
. Perwatan selama kehamilan bertujuan agar selama menyusui kelak produksi asi
cukup. Tidak terjadi kelainan pada payudara dan payudara tetap baik setelah
menyusui. Pada umumnya wanita dalam kehamilan 6-8 minggu akan mengalami
pembesaran payudara,akan lebih padat,kenyal,kencang,sakit dan tampak jelas di
permukaan kulit adanya gambaran pembuluh darah yang bertambah serta melebar.
kelenjar Montgomery pada daerah areola tampak lebih nyata dan menonjol.
Perawatan Payudara antara lain :
1.
Pemakaian BH yang tepat,sebaiknya ibu hamil
harus memakai bra yang tepat dan ukuran yang sesuai dapat menopang perkembangan
payudara.
2.
Latihan otot-otot yang menopang payudara.
3. Hygiene
payudara
K.
LANGKAH-LANGKAH MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR
Langkah-langkah
menyusui yang baik dan benar meliputi hal-hal berikut :
1. Persiapan mental dan fisik ibu menyusui
Ibu
yang akan menyusui harus dalam keadaan tenang. Bila perlu minum segelas air
sebelum menyusui. Hindari menyusui dalam keadaan lapar dan haus. Sediakan
tempat dengan peralatan yang diperlukan, seperti kursi dengan sandaran punggung
dan sandaran tangan, bantal untuk menopang tangan yang menggendong bayi.
2. Hygiene personal ibu menyusui
Sebelum
menggendong bayi untuk menyusui, tangan harus dicuci bersih. Sebelum menyusui,
tekan daerah areola di antara telunjuk dan ibu jari sehingga keluar 2-3 tetes
ASI, kemudian dioleskan ke seluruh puting dan areola. Cara menyusui yang
terbaikadalah bila ibu melepaskan BH dari kedua payudara.
3. Menyusui bayi sesuai dengan permintaan bayi
Susukan
bayi sesuai dengan kebutuhannya (”on demand“), jangan dijadwalkan.
Biasanya kebutuhan terpenuhi dengan menyusui tiap 2-3 jam sekali. Setiap kali
menyusui, lakukanlah pada kedua payudara kiri dan kanan secara bergantian,
masing-masing sekitar 10 menit. Mulailah dengan payudara sisi terakhir yang
disusui sebelumnya.
4. Periksa ASI sampai payudara terasa kosong.
Setelah
selesai menyusui, oleskan ASI lagi seperti awal menyusui tadi. Biarkan kering
oleh udara sebelum kembali memakai BH. Langkah ini berguna untuk mencegah
lecet.
5. Membuat bayi bersendawa setelah menyusui harus
selalu dilakukan, untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak
kembung dan muntah. Bila terjadi keadaad lecet pada puting dan atau sekitarnya,
sebaiknya ibu tetep menyusui dengan mendahului pada puting yang tidak lecet.
Sebelum diisap, puting yang lecet dapat diolesi es untuk mengurangi rasa sakit.
Yang lebih penting dari kejadian ini adalah mencari penyebab lecet tersebut
yang tentunya harus dihindari.
Keadaan
engorgement (payudara bengkak) yang sering terjadi pada payudara yang
elastisitasnya kurang. Untuk mengatasinya, kompres payudara dengan handuk
hangat kira-kira 4-5 menit, kemudian dilakukan masase dari tepi ke arah puting
hingga ASI keluar. Setelah itu baru bayi disusukan. Jangan berhenti menyusui
dalam keadaan ini. Apabila bayi telah menyusu dengan benar ,maka akan
memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :
a.
Bayi tampak tenang Badan.
b.
Bayi menempel pada perut ibu.
c.
Mulut bayi terbuka lebar.
d.
Dagu bayi menempel pada payudara ibu.
e.
Sebagian areaola masuk kedalam mulut bayi,areola
bawah lebih banyak masuk.
f.
Bayi nampak menghisap dengan ritmen
perlahan-lahan.
g.
Puting susu tidak terasa nyeri.
h.
Telinga dan lengan bayi terletak pada stu garis
lurus.
i.
Kepala bayi agak menengandah.
I.
DUKUNGAN
BIDAN
Bidan
dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI dengan cara :
a.
Membiarkan bayi bersama ibunya segera susudah
lahir selama beberapa jam pertama
b.
Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat
pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul
c. Membantu
ibu pada waktu pertama kali memberikan ASI
Posisi menyusui
dapat dilakukan dengan cara :
a.
Posisi berbaring miring
b.
Posisi duduk
c.
Posisi tidur telentang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar