ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU KB
MAKALAH KONSEP KEBIDANAN
Disusun oleh
:
Kelas A.12.2
Kelompok
5
Dery Kristin
(15150046)
Emelinda
Tma’isan (15150058)
Is Maya
(15150060)
Puput Febri Fitriatni (15150071)
Dina Ambarwati
(15150074)
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2015
DAFTAR ISI
SAMPUL …………………………………………………………................
KATA PENGANTAR …………………………………………………......
DAFTAR ISI ……………………………………………………………......
BAB I PENDAHULUAN
A)
Latar Belakang
..................................................................................
B)
Tujuan Penulisan
..............................................................................
C)
Manfaat
..............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A)
Keluarga Berencana
........................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A)
Kesimpulan .....................................................................................
B)
Saran ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat, karunia serta hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang asuhan
kebidanan pada ibu KB
ini dengan baik, meskipun masih banyak
kekurangan didalam makalah ini. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Tutik Astuti S.SiT, M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep Kebidanan khususnya asuhan kebidanan dan konseptusl
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita terhadap
peran dan fungsi bidan didunia kesehatan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan yang membangun guna
memperbaiki makalah yang akan kami buat di masa mendatang.
Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi para pelajar. Dan juga semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
kedepannya bagi kita semua. Sebelumnya kami mohon maaf sebesar-besarnya jika
ada keselahan dalam penyusunan kata. Tak ada yang yang sempurna di dunia ini
terkecuali sang Maha Pencipta.
Yogyakarta,
07 Januari 2015
Penyusun
ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN PADA
Ny. F DI BPS SURYANTI AMd.KEB
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tingginya angka kelahiran di Indonesia menggelisahkan
banyak pihak. Sejak 2004, program Keluarga Berencana (KB) dinilai berjalan
lamban, hingga angka kelahiran mencapai 4,5 juta per tahun. Ledakan penduduk
disadari akan berpengaruh pada ketersediaan pangan dan kualitas sumber daya
manusia. Untuk menghindari dampak tersebut, pemerintah berusaha keras menekan
angka kelahiran hingga dibawah 4,5 juta jiwa per tahun. Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang bertanggung jawab dibidang ini
berusaha meningkatkan kinerja dengan meluncurkan program pemberian insentif
bagi tenaga medis (BKKBN, 2011).
Di Indonesia terdapat berbagai macam metode keluarga berencana seperti alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR), susuk/implant, kontrasepsi suntikan,
kontrasepsi pil, kondom, dan kontrasepsi mantap, metode operasi wanita (MOW)
dan metode operasi pria (MOP). Hal ini disesuaikan dengan pilihan akseptor
(Sarwono, 2008).
Di
Indonesia pada bulan Agustus 2013 sebanyak 688.951 peserta yang menggunakan
alat kontrasepsi. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka persentasenya adalah
sebagai berikut : 46.988 peserta IUD (6,82%), 7.982 peserta MOW (1,16%), 44.453
peserta implant (6,45% ), 351.016 peserta suntikan (50,95%), 193.405 peserta
pil (28,07%), 1.125 peserta MOP (0,16%) dan 43.982 peserta kondom (6,38%).
Di
provinsi Banten, pada bulan Agustus 2013 sebanyak 29.848 peserta yang
menggunakan alat kontrasepsi. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka
persentasenya adalah sebagai berikut : 2079 peserta IUD (6,97%), 175 peserta
MOW (0,59%), 1540 peserta implant (5,16% ), 15.163 peserta suntikan (50,80%),
8496 peserta pil (28,46%), 7 peserta MOP (0,02%) dan 2388 peserta kondom
(8,00%).
Di
Kabupaten tangerang, pada tahun 2013 sebanyak 359.930 peserta yang
menggunakan alat kontrasepsi. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka
persentasenya adalah sebagai berikut 25.978 peserta IUD (7,2%), 9232 peserta
MOW/MOP (2,6%), 21.050 peserta implant (5,8% ), 202.234 peserta suntikan (56%),
96.406 peserta pil (27%), dan 5.030 peserta kondom (1,4%).
Di BPS
Suryanti Am.Keb pada bulan Januari 2014 sebanyak 752 peserta yang menggunakan
alat kontrasepsi. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka persentasenya adalah
sebagai berikut : 2 peserta IUD (0.2 %), 1 peserta implant ( 0.13%) tidak
ada peserta MOW dan MOP (0 %) 677 peserta kb suntik (90.02 %), 73 peserta
pil (9.7 %), dan tidak ada peserta kondom (0%).
Dilihat
dari data pengguna alat kontrasepsi diatas, dapat disimpulkan dari beberapa
alat kontrasepsi, kontrasepsi suntik paling diminati peserta keluarga berencana
karena merupakan salah satu alat kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama),
yang tidak membutuhkan pemakaian setiap hari. Kontrasepsi suntik hormonal
dinilai paling efektif dan memiliki resiko yang tidak terlalu besar. Maka dari
itu, kami memilih kasus kontrasepsi suntik untuk dijadikan makalah PKK1.
B. Tujuan Penulisan
a) Tujuan Umum
Dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan pada klien akseptor KB
suntik kombinasi dengan menggunakan
manajemen kebidanan menurut Varney.
b) Tujuan
Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada akseptor KB suntik
kombinasi.
b.
Dapat menetapkan diagnosa dan masalah dari hasil
pengkajian.
c. Dapat
menetapkan diagnosa potensial.
d.Dapat menetapkan tindakan segera.
e. Dapat merencanakan asuhan kebidanan pada akseptor
suntik kombinasi.
f.
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah
disusun.
g.Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah
dilakukan.
C.
Manfaat
Laporan
ini dibuat agar dapat memberi manfaat bagi:
a.
Bagi BPS
Dapat
meningkatkan pelayanan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan pada
klien akseptor KB suntik 1 bulan.
b.
Bagi Pendidikan
Evaluasi
keberhasilan belajar Praktek Klinik Kebidanan I.
c.
Bagi Klien / Masyarakat
Agar
masyarakat dan klien mendapat pelayanan kesehatan yang efisien tentang KB.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Keluarga
Berencana
a) Definisi
Keluarga Berencana adalah
suatu usaha guna merencanakan dan mengatur
jarak kehamilan sehingga kehamilan dapat dikehendaki pada waktu yang diinginkan
(Saifuddin, 2003:32).
Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu
individu atau pemasangan suami istri untuk mendapatkan obyek tertentu, menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan,
mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan suami istri dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga ( WHO, 2002)
Keluarga Berencana merupakan suatu tindakan untuk menghindari
atau mendapatkan kelahiran, mengatur interval kehamilan, dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga. KB merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah angka
kematian ibu dan anak karena dapat menolong pasangan suami istri menghindari
kehamilan resiko tinggi, dapat menyelamatkan jiwa dan mengurangi angka
kesakitan. Program KB nasional mempunyai arti penting dalam pelaksanaan
pembangunan dibidang kependudukan dan keluarga kecil berkualitas yang
dilaksanakan secara berkesinambungan (BKKBN, 2005).
b) Tujuan
1.
Tujuan Umum
Tujuan umum KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan sosial ekonomi suatu wilayah keluarga dengan cara mengatur jarak
kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Tujuan Khusus
Penurunan angka kelahiran yang bermakna, guna mencapai tujuan
tersebut maka ditempuh kebijaksanaan :
1) Fase menunda perkawinan
2) Fase menjarangkan kehamilan
3) Fase menghentikan/mengakhiri kehamilan/kesuburan
c)
Manfaat KB Untuk Kesehatan
1. Untuk Ibu
a.
Mencegah kehamilan yang berulang kali dalam waktu
pendek
b. Mencegah keguguran yang menyebabkan kurang darah.
c.
Mencegah terserangnya penyakit infeksi dan
kelelahan.
2.
Untuk Anak – anak yang dilahirkan
Anak yang dilahirkan akan mendapatkan
sambutan dari ibu dalam keadaan sehat sehingga :
a.
Tumbuh secara wajar sebelum lahir.
b. Sesudah lahir, mendapat pemeliharaan
dan makanan yang sesuai dari ibunya.
3. Untuk Suami
Memberi kesempatan kepadanya agar
dapat :
a.
Memperbaiki keadaan fisiknya.
b.
Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena
kecemasan berkurang serta lebih banyak waktu luang untuk keluarga.
4.
Untuk anak-anak lainnya
Memberi kesempatan untuk :
a.
Perkembangan fisik, karena setiap anak
memperoleh jarak dan jatah makanan yang cukup.
b. Perkembangan mental dan emosi yang cukup banyak
c.
Memberi kesempatan
pendidikan yang lebih baik karena pendapatan tidak habis buat
hidup saja.
5.
Untuk Seluruh Keluarga
a.
Meningkatkan kesehatan fisik, mental dan
emosi dari setiap anggota keluarga.
b.
Suatu keluarga yang
direncanakan dengan baik memberi yang nyata bagi generasi
yang akan datang
c.
Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang
lebih banyak untuk mendapatkan pendidikan.
d.
Suatu keluarga yang direncanakan dengan baik dapat
memberi sumbangan yang lebih banyak untuk kesejahteraan lingkungan.
![*](file:///C:\Users\acer\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
Kontrasepsi diklasifikasikan kedalam beberapa jenis, yaitu:
1.
Metode Sederhana
Metode sederhana dibagi menjadi metode sedehana dengan alat dan metode
sederhana tanpa alat, yaitu :
a.
Tanpa alat :
1). KB alamiah : kalender, suhu basal, lendir serviks.
2). Coitus intruptus (senggama terputus).
b. Dengan alat : kondom, diafragma, kap serviks, kondom wanita, spermisida.
2.
Modern
Metode kontrasepsi modern dibagi menjadi:
a.
Hormonal
Metode modern hormonal terdiri atas:
kontrasepsi pil, implan, dan suntikan.
b.
Nonhormonal
Metode modern non hormonal adalah kontrasepsi IUD.
3.
Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap terdiri atas Tubektomi dan Vasektomi
![*](file:///C:\Users\acer\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
1.
Definisi
Jenis suntikan kombinasi adalah
25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang
diberikan injeksi I.M sebulan sekali ( Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat
dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali (Saifuddin,
2003).
suntik kombinasi adalah jenis kontrasepsi yang
terdiri dari dua hormone yaitu progestin dan estrogen seperti hormone alami
pada tubuh seorang perempuan. Progestin yang digunakan adalah Medroxy
Progesterone Acetate (MPA) dan estrogen nya adalah Estradiol Cypionate
(JNPK-KR, 2012)
2.
Cara Kerja
Cara
kerja kontrasepsi suntik kombinasi menurut Hanafi, 1996 antara lain:
a.
Menekan ovulasi
b.
Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma tidak terganggu
c.
Perubahan pada endomroetrium (atrofi) sehingga impalntasi terganggu
d.
Menghambat transportasi gamet oleh tuba
3. Efektivitas
Menurut Ari
Sulistyawati, 2011 . Keefektifan kontrasepsi suntik kombinasi sangat efektif
(0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan,
4.Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi
suntik kombinasi menurut Saifuddin, 2006 antara lain:
a. Resiko terhadap
kesehatan kecil
b.
Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
c. Tidak dilakukan
pemeriksaan dalam
d.
Jangka panjang
e.
Efek samping sangat kecil
f.
Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
5. Keuntungan
Nonkontrasepsi
Keuntungan Nonkontrasepsi menurut
Hanafi Hartanto 1996 di buku KB dan Kontrasepsi, yaitu :
a.
Mengurangi jumlah perdarahan.
b.
Mengurangi nyeri saat haid.
c.
Mencegah anemia.
d.
Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium.
e.
Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium.
f.
Mencegah kehamilan ektopik.
g.
Melindungi klien dari jenis-jenis penyakit radang panggul.
h.
Pada keadaan tertentu dapat diberikan paada perempuan usia perimenopause.
6. Kerugian
Menurut JNPK-KR (2012) kerugian kontrasepsi suntik kombinasi adalah:
Menurut JNPK-KR (2012) kerugian kontrasepsi suntik kombinasi adalah:
a. Terjadi
perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spoting, atau perdarahan
sampai 10 hari.
b.
Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang
setelah suntikan kedua atau ketiga.
c.
Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap
30 hari untuk mendapatkan suntikan.
d.
Efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsy
(Fenitoin dan Barbiturat) atau obat tuberculosis (Rifampisin)
e. Dapat terjadi
efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada
paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati
f. Penambahan
berat badan
g.
Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,
hepatitis B, atau infeksi virus HIV
h. Kemungkinan
terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.
7. Yang Boleh
Menggunakan Suntikan Kombinasi (menurut saefuddin 2006) :
a. Usia reproduksi
b.
Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
c.
Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi
d.
Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan
e.
Pascapersalinan dan tidak menyusui
f. Anemia
g. Nyeri haid hebat
h. Riwayat kehamilan
ektopik
i. Sering
lupa menggunakan pil kontrasepsi
8. Yang Tidak Boleh Menggunakan
Suntikan Kombinasi :
Yang tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi menurut Hanafi Hartanto :
Yang tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi menurut Hanafi Hartanto :
a. Hamil atau
diduga hamil
b. Menyusui dibawah 6
minggu pascapersalinan
c.
Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
d. Penyakit hati akut
(virus hepatitis)
e. Usia > 35
tahun yang merokok
f.
Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (>180/110
mmHg)
g. Riwayat kelainan
tromboemboli atau dengan kencing manis >20 tahun
h. Kelainan pembuluh
darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine
i.
Keganasan pada payudara
9. Waktu Mulai
Menggunakan Suntikan Kombinasi :
Menurut Ari Sulistyawati waktu yg
tepat untuk memulai menggunakan suntikan kombinasi
adalah :
a.
Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak
diperlukan kontrasepsi tambahan
b.
Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak
boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi
lain untuk 7 hari
c.
Bila klien tidak haid, suntikan pertama diberikan setiap saat, asal saja dapat
dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan hubungan
seksual untuk 7 hari lamanya atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain
selama masa waktu 7 hari
d.
Bila klien pascapersalinan > 6 bulan, menyusui, serta belum haid, maka
suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dpastikan tidak hamil
e.
Bila pascapersalinan > 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka
suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7
f.
Bila pascapersalinan < 6 bulan dan menyusui, jangan diberi suntikan
kombinasi
g.
Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat
diberikan
h.
Pascakeguguran, suntikan kombinasi dapat diberikan atau dalam waktu 7 hari
i.
Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut
menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi dapat
segera diberikan tanpa perlu menunggu haid. Bila ragu-ragu, perlu dilakukan uji
kehamilan terlebih dahulu
j.
Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat
diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya. Tidak diperlukan metode
kontrasepsi lain
k.
Ibu yang mengatakan metode kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya
dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama dapat segera diberikan asal
saja diyakini ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tanpa perlu menunggu
datangnya haid. Bila diberikan pada hari ke 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi
lain tidak diperlukan. Bila sebelumnya menggunakan AKDR, dan ingin menggantinya
dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus
haid. Cabut segera AKDR.
10. Cara Penggunaan
Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuscular dalam.
Klien diminta datang setiap 4 minggu.suntikan ulang dapat diberikan 7 hari
lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga
diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini
ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7
hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.
11. Instruksi Untuk Klien
(menurut Hanafi Hartanti 1996) :
a.
Klien harus kembali ke dokter/klinik untuk mendapatkan suntikan kembali setiap
4 minggu
b.
Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke dokter/klinik untuk
memastikan hamil atau tidak
c.
Jelaskan efek samping tersering yang didapat pada penyuntikandan apa yang harus
dilakukan bila hal tersebut terjadi. Bila klien mengeluh mual, sakit kepala,
atau nyeri payudara, serta perdarahan, informasikan kalau keluhan tersebut
sering ditemukan, dan biasanya akan hilang pada suntikan ke-2 atau ke-3
d.
Apabila klien sedang menggunakan obat-obat tuberculosis atau obat epilepsy,
obat-obat tersebut dapat mengganggu efektivitas kontrasepsi yang sedang
digunakan.
12. Tanda-tanda Yang
Harus Diwaspasdai Pada Penggunaan Suntikan Kombinasi :
a.
Nyeri dada hebat atau napas pendek. Kemungkinan adanya bekuan darah di paru
atau serangan jantung
b.
Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi stroke,
hipertensi, atau migrain
c. Nyeri tungkai
hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada tungkai
d.
Tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan
berikutnya, kemungkinan terjadi kehamilan.
d) Manajemen Varney
I. Pengumpulan
Data atau Pengkajian
Pada langkah pertama ini
dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk
mengevaluasi keadaan pasien secara lengkap yaitu :
a. Riwayat kesehatan
b. Pemeriksaan fisik
c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
d. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya
dengan hasil studi
II.
Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan
identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data
dasar yang sudah dikumpulkan di Interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosa yang spesifik.
III.
Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial
Pada langkah ini kita
mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien
bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnose/masalah potensial ini
benar-benar terjadi.
IV.
Identifikasi Kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya
tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
V.
Merencanakan Asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan
asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar yang
tidak lengkap dapat dilengkapi.
VI.
Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah ke enam ini rencana
asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan
secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota
tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya: memastikan agar
langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan
berkolaborasi dengan dokter, untuk menangani klien yang mengalami komplikasi.
VII.
Evaluasi
Pada langkah ke VII ini dilakukan
evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa.
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
ASUHAN
KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN
Ny. F Umur 25 Tahun P1A0 Di
Bidan Suryanti, Amd.Keb
NO. REGISTER
: 029
TGL.
MASUK
: 14 FEBRUARI 2014, 19:00 WIB
RUANG
: R. PERIKSA
NAMA PENGKAJI : MUSTIKA DAN SOFA MUSTA JABA
I.
PENGUMPULAN
DATA
A.
Biodata
Nama Ibu :
Ny. F
Nama Suami : Tn. A
Umur
: 25
Tahun
Umur : 26 Tahun
Suku :
Jawa
Suku : Jawa
Agama
:
Islam
Agama : Islam
Pendidikan
:
SLTA
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan :
Karyawan
Pekerjaan : Karyawan
Alamat :
Jln. Gede
Alamat :
Jln. Gede Telp
: -
Telp
: -
B. Data
Subyektif (Anamnesa)
1.
Alasan Kunjungan ini : Ibu mengatakan ini adalah kunjungan ulang/rutin untuk KB suntik 1 bulan (kombinasi).
2.
Keluhan Utama
: Tidak ada
3.
Riwayat menstruasi
Haid
Pertama : 13
Tahun
HPHT : 11 Februari
2014
Siklus : 28 hari
Banyaknya : 3 kali/hari ganti pembalut
Dismenore
: Tidak ada
Teratur/tidak teratur :
Teratur
Lamanya
: 5 hari
Sifat
darah
: kental kehitaman,
baunya khas
4.
Pola Kebiasaan Sehari-hari
ü Pola
Makan
: 3 kali sehari, porsi sedang, berisi nasi, lauk pauk, sayur, dan buah-buahan
ü Pola
Minum
: 7-8 gelas / hari, berisi air putih
ü Pola
Aktivitas : Pagi
sampai siang bekerja, malam mengurus anak dan suami
ü Pola
Hubungan : 2 kali seminggu Seksual
ü Kebiasaan
Lain : Ibu tidak merokok dan
tidak minum minuman
beralkohol
5. Riwayat
kesehatan sehari-hari
Jantung
: tidak ada penyakit jantung
Asma/TBC
Paru : tidak ada penyakit Asma/TBC
Paru
DM
: tidak ada penyakit DM
Hepatitis
: tidak ada penyakit Hepatitis
Hipertensi
: tidak ada penyakit hipertensi
Epilepsi
: tidak ada penyakit epilepsi
IMS
: tidak ada penyakit IMS
HIV/AIDS
: tidak ada penyakit HIV/AIDS
Lain-lain
: tidak ada penyakit lainnya
6.
Riwayat Kesehatan dahulu
Jantung
: tidak ada penyakit jantung
Asma/TBC
Paru : tidak ada penyakit Asma/TBC
Paru
DM
: tidak ada penyakit DM
Hepatitis
: tidak ada penyakit Hepatitis
Hipertensi : tidak ada penyakit hipertensi
Epilepsi
: tidak ada penyakit epilepsy
IMS : tidak ada
penyakit IMS
HIV/AIDS
: tidak ada penyakit HIV/AIDS
Lain-lain
: tidak ada penyakit lainnya
7.
Riwayat kesehatan keluarga
Jantung
: tidak ada penyakit jantung
Asma/TBC
Paru : tidak ada penyakit Asma/TBC Paru
DM :
tidak ada penyakit DM
Hepatitis
:
tidak ada penyakit Hepatitis
Hipertensi :
tidak ada penyakit hipertensi
Epilepsi
: tidak ada penyakit epilepsy
IMS : tidak ada
penyakit IMS
HIV/AIDS
: tidak ada penyakit HIV/AIDS
Lain-lain : tidak ada
penyakit lainnya
8.
Riwayat KB
No.
|
Alat/cara
|
Pasang/Mulai
|
Lepas/Stop
|
|||
Tgl/Bln/Thn
|
Oleh
|
Tgl/Bln/Thn
|
Oleh
|
Masalah
|
||
1
|
KB
Suntik 3 Bulan
|
Oktober
2013
|
Bidan
|
Desember
2013
|
Bidan
|
Tidak Haid Selama Pemakaian KB
Suntik 3 Bulan
|
2
|
KB
suntik 1 bulan
|
Desember
2013
|
Bidn
|
-
|
-
|
Tidak ada
|
9.
Data Psikososial
Pengetahuan
ibu tentang
KB
: Ibu hanya mengetahui KB suntik saja
Dukungan
Keluarga : Suami mendukung ibu berKB
C.
PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)
Pemeriksaan Umum
Keadaan
Umum
: Baik
Keadaan
Emosional : Stabil
Kesadaran
: Composmentis
Tanda-tanda
vital
Tekanan
Darah
: 110/70 mmHg
Denyut
Nadi
: 78 x/menit
Pernapasan
: 20 x/menit
Suhu
Tubuh
: 36,9o C
Tinggi
Badan
: 153 cm
LILA
: 25
BB
sekarang
: 45 kg
Pemeriksaan Khusus
ü Kepala
Muka/wajah
: tidak pucat, tidak ada oedema dan tidak ada flek hitam
Lain-lain
: tidak ada kelainan
ü Mata
Kelopak
mata : simetris, tidak ada kelainan
Konjungtiva
: tidak pucat
Sklera
: tidak kuning
Lain-lain
: tidak ada kelainan
ü Hidung
Secret/serumen
: tidak ada
Polip
: tidak ada
Lain-lain
: tidak ada kelainan
ü Telinga
Secret/serumen
: tidak ada
Polip
: tidak ada
Lain-lain
: tidak ada kelainan
ü Mulut
Bibir
: lembab, tidak pecah-pecah dan tidak stomatitis
Gigi
: tidak karies dan tidak berlubang
Lain-lain
: tidak ada kelainan
ü Leher
Kelenjar
Thyroid
: tidak ada
pembesaran kelenjar
Kelenjar
Getah Bening : tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening
Lain-lain
: tidak ada
kelainan
ü Payudara
Pembesaran
: tidak ada pembesaran
Putting
susu : menonjol
Dada
: simetris
Benjolan
: tidak ada benjolan
Pengeluaran
: tidak ada pengeluaran ASI
Aerola
: merah kecoklatan
Rasa
nyeri
: tidak ada rasa nyeri
Lain-lain
: tidak ada kelainan
ü Abdomen
Pembesaran
: tidak ada pembesaran
Benjolan
abnormal :
tidak ada
Bekas
luka operasi : tidak ada
Kandung
kemih : kosong
Nyeri
tekan perut : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
kelainan
ü Ano-Genital
Vulva-Vagina
: tidak dilakukan
Perineum
: tidak dilakukan
Pengeluaran
: tidak dilakukan
Anus:
hemoroid : tidak dilakukan
Varises
& oedem : tidak dilakukan
Lain-lain
: tidak dilakukan
ü Posisi tulang
belakang
o
Ekstremitas atas
Oedem
: tidak ada
Kebersihan
: bersih
Warna
jari& kuku : bersih, tidak pucat
Turgor
: baik
Kekakuan
otot : tidak ada
Kemerahan
: tidak ada
Varises
: tidak ada
Lain-lain
: tidak ada kelainan
o
Ekstremitas Bawah
Oedem
: tampak tidak ada oedem
Kebersihan
: tampak bersih
Warna
jari& kuku : tampak bersih, tidak pucat
Turgor
: tampak baik
Kekauan
otot : tidak ada
Kemerahan
: tidak ada
Varises
: tidak ada
Reflex
Patella : kanan positif kiri positif
Lain-lain
: tidak ada kelainan
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak
Dilakukan!
II.
INTERPRETASI
DATA
Diagnosa
: Ny. F Usia 26 tahun P1A0 dengan akseptor KB suntik 1 bulan
-
DO
: keadaan umum baik, kesadaran compos
mentis, keadaan emosional stabil.
-
TTV : TD: 110/70 mmHg ; N:
76x/menit ; S: 36,9o C ; R: 20x/menit
-
DS
: ibu mengatakan ingin mengunakan KB
suntik 1 bulan (kunjungan ulang/rutin)
Masalah
: tidak ada
Kebutuhan
: tidak ada
III.
IDENTIFIKASI
DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Tidak
Ada
IV.
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA
(MANDIRI, KOLABORASI
DAN RUJUKAN)
Tidak
Ada
V.
PERENCANAAN
1.
Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2.
Berikan KIE ulang efek samping dan komplikasi KB suntik 1 bulan
3.
Siapkan alat dan obat untuk KB suntik 1 bulan
(cyclofem)
4.
Berikan injeksi KB 1 bulan (cyclofem)
5.
Anjurkan ibu untuk datang kembali pada bulan berikutnya atau bila ada keluhan sewaktu-waktu
6.
Lakukan dokumentasi tindakan
VI.
PEL AKSANAAN
1.
Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran composmentis,
keadaan emosional stabil. TTV : TD: 110/70 mmHg ; N: 76x/menit ; S: 36,9o C
; R: 20x/menit
2.
Memberikan KIE ulang tentang KB suntik 1 bulan dan efek samping KB suntik
1 bulan seperti perubahan pola haid yang tidak teratur, sakit kepala, dan
penambahan berat badan.
3.
Menyiapkan alat dan obat :
a.
Kapas alcohol/kapas
DTT
b.
Spuit
c.
Obat KB cyclofem
d.
Menyiapkan obat dalam spuit
e.
Menjaga keadaan jarum tetap steril
4.
Memberi suntikan KB 1 bulan pada 1/3 bagian dari spina illiaca anterior
superior secara IM.
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan
suntik ulang pada bulan berikutnya pada tanggal 12 Maret 2014 atau jika ada keluhan
untuk konsultasi.
6.
Melakukan dokumentasi tindakan berupa identitas pasien, hasil pemeriksaan, dan
terapi yang diberikan.
VII.
EVALUASI
1.
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, keadaan emosional stabil. TTV : TD: 110/70 mmHg ; N: 76x/menit ;
S: 36,9o C ; R: 20x/menit
2.
Ibu sudah mengerti KIE tentang KB suntik 1 bulan dan efek sampingnya
3.
Peralatan dan obat KB sudah disiapkan
4.
Pasien sudah disuntikkan KB suntik 1 bulan (cyclofem)
5.
Ibu mengerti dan bersedia untuk datang kembali untuk suntik ulang pada tanggal
12 Maret 2014 atau jika ada keluhan
6.
Identitas pasien, hasil pemeriksaan, dan terapi yang diberikan sudah
didokumentasikan dan kartu kunjungan ulang sudah diisi
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan kebidanan pada Ny. F Usia 25
tahun P1A0 dengan Akseptor
KB Suntik kombinasi telah dilakukan pengkajian (data subyektif dan data
obyektif) sesuai dengan manajemen kebidanan 7 langkah varney melalui anamnesa
langsung pada pasien dan beberapa pemeriksaan. Dalam pengkajian data tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan di lapangan.
a.
Ibu mengatakan Hari Pertama Haid Terakhir pada tanggal 11 Februari 2014 dan
pasien melakukan kunjungan ulang untuk ber kb pada tanggal 14 Februari 2014 .
Hal ini sesuai dengan teori Sayfuddin (2010) yang mengatakan bahwa suntik kb
kombinasi dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid dan tidak diperlukan
kontrasepsi tambahan Maka ibu diperbolehkan menggunakan kb ini dan tidak
memerlukan kontrasepsi tambahan apapun.
b.
ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga dan terdahulu seperti:
Hipertensi, Gagal Jantung, IMS, Diabetes Mellitus, Epilepsi, Hepatitis,
Tuberculosis, dan HIV/AIDS. Hal ini menyatakan bahwa tidak ada kesenjangan
antara teori Hanafi Hartanto (2002) dan kasus. Maka dari itu ibu dapat
diberikan KB suntik kombinasi karena ibu tidak mempunyai riwayat penyakit yang
tidak boleh dimiliki bagi pengguna KB suntik kombinasi.
c.
ibu mengatakan tidak pernah merokok, maka dari itu ibu dapat diberikan suntik
kombinasi karena merokok dapat mengurangi keefektifan kb suntik kombinasi.
d.
pada pemeriksaan tanda-tanda vital, ibu mempunyai tekanan darah sebesar 110/70
mmHg. Pada teori Hanafi Hartanto (2002) mengatakan bahwa pasien dengan tekanan
darah > 180/100 mmHg tidak diperbolehkan menggunakan kb suntik
kombinasi. Hal ini yang memperbolehkan pasien dapat menggunakan kb suntik
kombinasi.
Pada pengidentifikasian diagnosa dan identifikasi
masalah tidak terjadi kesenjangan pula, karena diagnosa di ambil dari prosedur anamnesa,
pada kasus ini tidak ada masalah yang muncul. Karena ibu sudah memakai alat
kontrasepsi suntik KB kombinasi selama 2 bulan.
Pada langkah antisipasi masalah potensial, dalam
kasus ini tidak ditemukan adanya masalah potensial karena dari hasil pemeriksaan
dan dignosa ibu dalam keadaan baik.
Dalam identifikasi kebutuhan segera dalam kasus ini
tidak memerlukan tindakan yang khusus, cepat dan segera untuk menangani ibu
agar tidak terjadi kematian. Dan pada kasus tidak ada tanda-tanda yang mengancam
jiwa ibu.
Pada pengembangan rencana, implementasi dan evaluasi
tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek. Dimana dalam
praktek langkah langkah tersebut disesuaikan dengan kedaaan pasien. Sehingga
tujuan dilakukan asuhan kebidanan Ny.”F” Usia 26 tahun P1 A0 dengan
akseptor KB suntik kombinasi dapat tercapai.
Metode dokumentasi SOAP
Judul
Askeb : ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB
SUNTIK 1 BULAN
Nama
pasien : Ny. F
Nama
suami : Tn. A
Tempat
dirawat : BPS Suryanti Amd. Keb
A. Subyektif
(S)
1.
Alasan Kunjungan ini : Ibu mengatakan ini adalah kunjungan ulang/rutin
untuk KB
suntik 1 bulan (kombinasi).
2.
Keluhan Utama
: Tidak ada
3.
Riwayat menstruasi
Haid
Pertama : 13
Tahun
HPHT : 11 Februari
2014
Siklus : 28 hari
Banyaknya :
3 kali/hari ganti pembalut
Dismenore
: Tidak ada
Teratur/tidak teratur :
Teratur
Lamanya : 5 hari
Sifat
darah
: kental kehitaman, baunya khas
4.
Pola Kebiasaan Sehari-hari
ü Pola
Makan
: 3 kali sehari, porsi sedang, berisi nasi, lauk pauk, sayur, dan buah-buahan
ü Pola
Minum
: 7-8 gelas / hari, berisi air putih
ü Pola
Aktivitas : Pagi
sampai siang bekerja, malam mengurus anak dan suami
ü Pola
Hubungan : 2 kali seminggu Seksual
ü Kebiasaan
Lain : Ibu tidak merokok dan
tidak minum minuman
beralkohol
5. Riwayat
kesehatan sehari-hari
Ibu tidak memiliki penyakit, seperti
jantung, asma/TBC paru, DM, hepatitis, hipertensi, epilepsi, IMS, HIV/AIDS, dan
penyakit lainnya.
6.
Riwayat Kesehatan dahulu
Ibu tidak memiliki penyakit, seperti
jantung, asma/TBC paru, DM, hepatitis, hipertensi, epilepsi, IMS, HIV/AIDS, dan
penyakit lainnya.
7.
Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga
pasien tidak memiliki penyakit, seperti
jantung, asma/TBC paru, DM, hepatitis, hipertensi, epilepsi, IMS, HIV/AIDS, dan
penyakit lainnya.
8.
Riwayat KB
No.
|
Alat/cara
|
Pasang/Mulai
|
Lepas/Stop
|
|||
Tgl/Bln/Thn
|
Oleh
|
Tgl/Bln/Thn
|
Oleh
|
Masalah
|
||
1
|
KB
Suntik 3 Bulan
|
Oktober
2013
|
Bidan
|
Desember
2013
|
Bidan
|
Tidak Haid Selama Pemakaian KB
Suntik 3 Bulan
|
2
|
KB
suntik 1 bulan
|
Desember
2013
|
Bidn
|
-
|
-
|
Tidak ada
|
9.
Data Psikososial
Pengetahuan
ibu tentang
KB
: Ibu hanya mengetahui KB suntik saja
Dukungan
Keluarga : Suami mendukung ibu berKB
B.
OBYEKTIF (O)
Pemeriksaan Umum
Keadaan
Umum
: Baik
Keadaan
Emosional : Stabil
Kesadaran
: Composmentis
Tanda-tanda
vital
Tekanan
Darah
: 110/70 mmHg
Denyut
Nadi
: 78 x/menit
Pernapasan
: 20 x/menit
Suhu
Tubuh
: 36,9o C
Tinggi
Badan
: 153 cm
LILA
: 25
BB
sekarang
: 45 kg
Pemeriksaan Khusus
ü Kepala
Tidak ada kelainan atau
normal.
ü Mata
Tidak ada kelainan.
ü Hidung
Tidak ada kelainan.
ü Telinga
Tidak ada kelainan.
ü Mulut
Lembab, tidak pecah-pecah, tidak stomatitis, dan tidak
ada kelainan.
ü Leher
Tidak ada kelainan.
ü Payudara
Pembesaran
: tidak ada pembesaran
Putting
susu : menonjol
Dada
: simetris
Benjolan
: tidak ada benjolan
Pengeluaran
: tidak ada pengeluaran ASI
Aerola
: merah kecoklatan
Rasa
nyeri
: tidak ada rasa nyeri
Lain-lain
: tidak ada kelainan
ü Abdomen
Pembesaran
: tidak ada pembesaran
Kandung
kemih : kosong
Tidak ada kelainan.
ü Ano-Genital
Tidak dilakukan.
ü Posisi tulang
belakang
o
Ekstremitas atas
Tidak ada kelainan, atau penyakit.
o
Ekstremitas Bawah
Tidak ada kelainan atau penyakit.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak
Dilakukan!
C.
Assessment (S)
Identifikasi
diagnosa dan masalah potensial : tidak
ada
Identifikasi
kebutuhan akan tindakan segera (mandiri,
kolaborasi dan rujukan) : tidak
ada
D.
Planning (P)
1.
Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2.
Berikan KIE ulang efek samping dan komplikasi KB suntik 1 bulan
3.
Siapkan alat dan obat untuk KB suntik 1 bulan
(cyclofem)
4.
Berikan injeksi KB 1 bulan (cyclofem)
5.
Anjurkan ibu untuk datang kembali pada bulan berikutnya atau bila ada keluhan sewaktu-waktu
6.
Lakukan dokumentasi tindakan
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan pada Ny “F” umur 26 tahun P1A0 akseptor
KB suntik kombinasi, dari uraian tentang masalah
penerapan manajemen kebidanan dalam memnberikan asuhan kebidanan, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
a.
Dalam melakukan pengkajian diperlukan komunikasi
yang baik dan dapat membangun hubungan saling percaya antara pasien dengan
bidan.
b.
Dalam menganalisa data dengan cermat maka dapat
dibuat diagnosa, masalah dan kebutuhan pasien yang sesuai.
c.
Dalam menyusun rencana tindakan asuhan tidak
mengalami kesulitan jika ada kerjasama yang baik dengan pasien.
d.
Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan
prioritas masalah dan disandarkan pada perencanaan tindakan yang disusun.
e.
Hasil evaluasi dan kegiatan yang telah
dilaksanakan merupakan penilaian tentang keberhasilan asuhan kebidanan dan
pelaksanaan diagnosa.
B.
Saran
a.
Bagi Mahasiswa
Dapat mengaplikasikan
antara ilmu pengetahuan, logika dan ilmiah dalam melaksanakan dan menerapkan
asuhan kebidanan.
b.
Bagi Petugas dan klinik
Diharapkan agar mutu
pelayanan lebih ditingkatkan dan lebih maju serta perlu kiranya memfungsikan
sarana dan prasarana yang telah tersedia ditempat pelayanan praktek semaksimal
mungkin.
c.
Bagi Institusi
Pendidikan
Memperbanyak
buku-buku/literature yang berkaitan dengan kebutuhan kebidanan yang ada sebagai
pedoman dalam pembuatan makalah kami berikutnya agar lebih baik
DAFTAR
PUSTAKA
Hartanto,
Hanafi.1994. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan
Manuaba,
Ida Bagus Gede.2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : ECG
Prawirohardjo,
Sarwono.2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP – BP
Saifuddin, 2003. Buku
Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBP
2002. Buku Acuan
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar