HAK DAN
KEWAJIBAN PASIEN
RESPON EMOSI DAN PENGENDALIAN EMOSI
RESPON EMOSI DAN PENGENDALIAN EMOSI
MAKALAH KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN I
![Description: M:\profil.jpg](file:///C:\Users\acer\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
Disusun Oleh :
Restu Suryaningsih (15150067)
Erlina Domingos Pedroso (15150068)
Ruci Rahmadani (15150069)
Desty Asri Lusiana (15150070)
Puput Febri Fitriatni (15150071)
Eka Wahyunie G.P (15150072)
Viktoria Liwung (15150073)
Dina Ambarwati (15150074)
Kelompok 4
Kelas a.12.2
Prodi D-III Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta
2015/2016
DAFTAR ISI
SAMPUL
..................................................................
KATA PENGANTAR
......................................................
DAFTAR ISI
.............................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ...................................................
B.
Rumusan Masalah .................................................
C.
Tujuan penulisan ..................................................
D.
Manfaat Penulisan.................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
Hak dan Kewajiban
Pasien .......................................
B.
Respon Emosi
......................................................
C.
Pengendalian Emosi
...............................................
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan ........................................................
B.
Saran .............................................................
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat, karunia serta hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang hak dan
kewajiban pasien serta respon dan pengendalian emosi ini dengan baik,
meskipun masih banyak kekurangan didalam makalah ini. Dan juga kami berterima
kasih kepada Ibu selaku dosen pengampu mata kuliah keterampilan dasar kebidanan
Ibu
Gita Andriani, S.SiT, M.Kes
khususnya tentang emosi dan hak
kewajiban pasien yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita terhadap teori dan
model konseptual asuhan kebidanan.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan yang membangun guna memperbaiki
makalah yang akan kami buat di masa mendatang.
Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi para pelajar.Dan juga semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kedepannya
bagi kita semua.Sebelumnya kami mohon maaf sebesar-besarnya jika ada keselahan
dalam penyusunan kata. Tak ada yang yang sempurna di dunia ini terkecuali sang
Maha Pencipta.
Yogyakarta, Januari 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Rumusan
Masalah
Adapun
yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini sebagai berikut :
a)
Apa saja hak dan kewajiban dari seorang pasien dipelayanan kesehatan ?
b)
Apa saja respon tubuh terhadap emosi ?
c)
Bagaimana cara pengendalian emosi ?
C. Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
a)
Agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja hak dan kewajiban seorang pasien.
b)
Agar mahasiswa dapat mengetahui respon emosi pasien pada tubuh.
c)
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang pengendalian emosi pasien.
D. Manfaat
Penulisan
Makalah
ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak dalam rangka pembelajaran baik
dalam proses pembelajaran maupun non-pembelajaran , dan meningkatkan
pengetahuan bagi semua kalangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hak dan Kewajiban Pasien
1.
Hak-hak
pasien yang
dimaksud adalah hak-hak pasien sebagaimana yang diatur di dalam undang-undang
nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, yaitu:
ü Memperoleh informasi mengenai tata
tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit;
ü Memperoleh informasi tentang hak dan
kewajiban pasien;
ü Memperoleh layanan yang manusiawi,
adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
ü Memperoleh layanan kesehatan yang
bermutu sesuai dengan kebutuhan medis, standar profesi dan standar prosedur
operasional;
ü Memperoleh layanan yang efektif dan
efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi;
ü Mengajukan
pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
ü Memilih dokter dan
kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah
sakit;
ü Meminta konsultasi
tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai surat izin
praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar rumah sakit;
ü Mendapatkan
privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya (isi
rekam medis);
ü Mendapat informasi
yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis,
alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan/tindakan
medis yang akan dilakukan terhadap dirinya;
ü Menjelang
kematian;
ü Menjalankan ibadah
sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu
pasien lainnya;
ü Memperoleh
keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit;berikan
persetujuan atau menolak sebagian atau seluruh tindakan yang akan diberikan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya setelah menerima dan
memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara lengka dengan pengecualian
yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan;
ü Didampingi
keluarganya dan atau penasehatnya dalam keadaan kritis.
ü Mengajukan usul,
saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya;
ü Menolak pelayanan
bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya;
ü Menggugat dan/atau
menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak
sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana;
ü Mengeluhkan
pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media
cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.
Kewajiban pasien adalah sebagai berikut :
ü Mentaati segala peraturan dan tata
tertib di rumah sakit awal bros tangerang
ü Mematuhi segala instruksi dokter dan
perawat dalam pengobatannya;
ü Memberikan informasi dengan jujur dan
selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat;
ü Melunasi semua imbalan atas jasa
pelayanan rumah sakit dan/atau dokter;
ü Mematuhi hal-hal yang telah
disepakati/diperjanjikan.
B. Respon Terhadap Emosi
Pada
saat kita berada dalam keadaan emosi maka akan terjadi perubahan pada
tubuh/fisiologis. Indikatornya antara lain:
• Galvanic skin response
Pada waktu emosi terangsang, ada perubahan listrik pada kulit
yang dapat dilihat. Elektrode ditempelkan pada kulit (misal telapak tangan)
yang dihubungkan dengan galvanometer. GSR ini merupakan indikator peka dari
perubahan dalam keadaan emosional.
• Peredaran darah
Terjadi perubahan tekanan darah dan perubahan dalam distribusi
darah pada saat emosi. Misalnya : muka merah karena marah. Terjadi perubahan
karena pembuluh darah di kulit membesar dan ditemukan lebih banyak darah
di permukaan kulit. Sebaliknya terjadi pada waktu seorang berada dalam kondisi
ketakutan.
• Denyut jantung
• Nafas
• Respon pupil mata
Pupil
membesar dalam keadaan marah atau sakit atau dalam keadaan emosional secara
umum.
• Sekresi air liur muncul pada waktu
perangsangan emosional.
• Respon pilomotor, merupakan nama
teknis untuk goose pimples yang muncul bila bulu berdiri dalam
keadaan takut.
• Gerakan usus
Misalnya rangsangan emosional dapat mengakibatkan mual atau
diare.
• Ketegangan otot dan tremor
• Komposisi darah, berhubungan dengan kelenjar-kelenjar
endokrin yang aktif selama keadaan emosional dan memasukkan hormon-hormon dalam
aliran darah. Analisa kimia mengungkapkan ada perubahan dalam komposisi darah,
misalnya perubahan dalam gula darah, dan sebagainya.
C. Pengendalian Emosi
1.
Berusahalah menenangkan pasien dan kembali memfokuskan pikiran :
Sering
kali, pasien mudah terbawa emosi sehingga bereaksi di luar kendali. Ketika
pasien merasa terjebak dalam situasi emosional yang tidak terkendali,
berusahalah membuat pasien untuk menyadari apa yang sedang terjadi dan mulailah
memperhatikan apa yang tubuh pasien rasakan. Cara ini akan “mengalihkan”
pikiran pasien dari tekanan sehingga pasien mampu menyadari situasi yang sedang
terjadi.
Ketika
emosi semakin intens, tubuh pasien akan masuk dalam kondisi “serang atau
mundur”. Respons inilah yang mengaktifkan sistem saraf simpatik dengan
menyalurkan adrenalin dan zat kimia lainnya ke seluruh tubuh sehingga irama
detak jantung menjadi lebih cepat, napas lebih pendek, otot-otot mengencang dan
menjadi tegang.dengan bernapas panjang dan teratur, kita akan merasa lebih
tenang dan rileks karena lebih banyak oksigen yang mengalir dalam tubuh.
3.
Lakukanlah relaksasi otot progresif (Progressive Muscle Relaxation [PMR]) :
Relaksasi otot progresif dilakukan dengan mengencangkan dan
merilekskan kelompok otot tertentu secara sistematis. Selain meredakan stres
dan ketegangan, kita dapat membantu pasien mengenali tanda-tanda ketegangan
fisik dengan melakukan teknik relaksasi ini.
4.
Gunakan
teknik visualisasi :
Bagi banyak orang, perasaan
rileks saat melakukan visualisasi bisa membantu mereka mengendalikan respons
emosi dengan cepat awalnya,pasien mungkin perlu berlatih beberapa waktu, tetapi
setelah mengetahui cara visualisasi yang paling tepat, akita bisa mengubah
situasi yang selama ini memicu stres menjadi momen yang mampu pasien hadapi
dengan baik.
5. Mendengarkan dan
memahami emosi orang lain :
Sebagaimana kita pernah merasakan dan memahami situasi orang
yang sedang emosi umumnya haus akan perhatian, maka disaat orang lain sedang
penuh dalam emosi maka kita pun alangkah lebih baik untuk lebih respect dalam
memahami pasien kita tersebut. Berikan perhatian dan tanyakan penyebab
kemarahannya. Sadarkan dia dengan memberikan nasihat yang halus dan menyentuh
hatinya.
6. Dengan
mengembangkan empati
Empati merupakan kepedulian tingkat tinggi dengan mengetahui apa
yang dipikirkan, dirasakan, dan dibutuhkan oleh orang lain, maka hal ini sangat
penting karena terkait tentang kenyamanan dengan orang lain. Maka dengan empati
biasanya emosi dapat lebih mudah untuk bisa diredam.
7.
Tuntutan lebih baik daripada kemarin.
salah satu saran bagi pasien yang sering emosi adalah dengan
membuat pencapaian mengenai emosi, karena dengan jelasnya pencapaian maka akan
jelas pula usaha yang akan dikerjakan. Terkait dengan mengendalikan emosi,
dengan menghitung berapa kali emosi dan berapa kali dapat mengendalikannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pasien memiliki
hak-hak dan kewajibannya, baik itu dirumah sakit, puskesmas, dll. Hak-hak
pasien telah ada dalam undang-undang, selain menuntut haknya pasien juga
memiliki kewajiban sebagai pasien yang telah ada dalam perjanjian dan tidak
boleh dilanggar.
Emosi,
B.
Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga
dapat bermanfaat bagi pembaca/pelajar kebidanan. Apabila ada saran dan kritik
yang membangun, mohon sampaikan pada kami untuk pembekalan dan pembelajaran di
masa yang akan datang atau pun tugas.
Dan untuk para pelajar diharapkan untuk
senantiasa memperbaiki, apa yang salah pada makalah ini. Mengritik sesuatu yang
dipelajari jauh lebih berguna untuk pembelajaran selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar