GANGGUAN PADA TUBUH AKIBAT KEKURANGAN CAIRAN
MAKALAH KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN I
![Description: M:\profil.jpg](file:///C:\Users\acer\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
Disususn oleh :
Eka Wahyuni Gustiana Praptiwi (15150072)
Puput Febri Fitriatni (15150071)
Ruci Rahmadani (15150069)
Erlina Domingos Pedroso (15150068)
Putri Riwa Arinda (15150059)
Isnila Rosa (15150054)
Suna Diah Yulianti (15150050)
Nelsa Purwaningsih (15150047)
Poni Hardiyanti (15150063)
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2015
DAFTAR ISI
SAMPUL …………………………………………………………................
KATA PENGANTAR …………………………………………………......
DAFTAR ISI ……………………………………………………………......
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang …………………………………………………......
B.
Rumusan
Masalah ……………………..…………………………...
C.
Tujuan
penulisan …………………………………………...............
D.
Manfaat
Penulisan ……………………………………………...…..
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Cairan dan Elektrolit ……………….............................
B.
Gangguan,
Penyebab dan penanganan Kekurangan Cairan …....
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
…………………………………………………...…….
B.
Saran
………………………………………………………….........
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat, karunia serta hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Gangguan
Pada Tubuh Karena Kekurangan Cairan ini dengan baik, meskipun masih banyak
kekurangan didalam makalah ini. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Maratusholikhah
Nurtyas selaku dosen mata kuliah Keterampilan Dasar Kebidanan khususnya Cairan
dan Elektrolit yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenal
dampat akibat kekurangan cairan dalam tubuh kita masing-masing. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan yang membangun guna memperbaiki makalah yang akan kami buat di masa
mendatang.
Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi para pelajar. Dan juga semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
kedepannya bagi kita semua. Sebelumnya kami mohaon maaf sebesar-besarnya jika
ada keselahan dalam penyusunan kata. Tak ada yang yang sempurna di dunia ini
terkecuali sang Maha Pencipta.
Yogyakarta,
Oktober 2015
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Cairan merupakan
zat yang paling utama dalam tubuh kita. Dari awal kita di dalam kandungan
hingga manula, cairan akan selalu kita butuhkan. Sumber cairan kita bukan hanya
melalui air yang kita minum, melaikan dari apa yang kita makan hingga proses
pembakaran (oksidasi). Kebutuhan dari cara memperolehnya pun berbeda-beda dari
200-1700 ml/24 jam. Dan juga cairan bukan hanya kelur sebagai urine, malainkan
sebagai feaser dan IWH. Dengan pengeluaran cairan yang berbeda-beda, dari
50-1600 ml/24jam.
Sejak kita lahir
hingga manula prenstase cairan makin lama makin menurun. Saat kita dalam
kandungan cairan yang ada di dalam tubuh kita 100%, lalu saat kita bayi
presentase cairan kita menurun 20% sehingga menjadi 80%, saat dewasa presentase
cairan kita juga menurun, sehingga cairan yang ada di dalam tubuh menjadi 70%,
dan yang terakhir adalah manula. Saat manula presentase cairan kita menurun 20%
dari yang dewasa, sehingga presentase cairan manula adalah 50%.
Kebutuhan cairan
kita pada saat pertama lahir hingga manula pun berbeda-beda sesuai dengan usia,
berat badan, aktivitas, iklim, diet, stress, penyakit, pengobatan hingga
pembedahan. Misalnya saja ketika bayi berumur tiga hari yang beratnya tiga
kilogram membutuhkan cairan 250-300 ml/24jam, berbeda
dengan anak yang usia satu tahun yang berat badannya bertambah yaitu 9,5
kilogram yang membutuhkan cairan 1150-1300 ml/24jam,
sampai dia berumur 18 tahun, kebutuhan cairan akan tetap berbeda. Pada saat
kita berumur 18 tahun yang mungkin saja beratnya 54 kilogram (lebih kurang)
membutuhkan cairan 2200-2700 ml/24jam. Sama halnya dengan
cairan, kebutuhan elektrolit kita pun berbeda-beda. Misalnya saja Potasium (K+)
membutuhkan 3,5-5 mEq/L, Natrium (Na+) membutuhkan 135-145 mEq/L,
begitu pula dengan Kalsium, Magnesium, Fosfat, Klorida dan Bikarbonat. Pemasukan
dan pengeluaran cairan di dalam tubuh memiliki nilai yang sama berkisar
1500-3000 ml.
Kita harus dapat
memenuhi kebutuhan cairan kita terlebih dahulu, jika kita tidak dapat memenuhi
cairan tubuh, maka aka ada banyak dampak yang diterima oleh tubuh kita salah
satunya adalah penyakit ginjal. Penyakit ginjal adalah salah satu penyakit
terparah yang dapat menyebabkan kita meninggal dunia.
Berdasarkan
pemaparan diatas, maka kami selaku pelajar tertarik membuat makalah dengan
judul Gangguan Pada Tubuh yang di
Sebabkan Kekurangan Cairan.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah
dalam penulisan makalah ini sebagai berikut :
a) Apa
saja gangguan dan penyebab dari
kekurangan cairan tubuh?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah :
a) Untuk
mengetahui cara penanganan yang disebabkan kekurangan cairan.
D.
Manfaat
Penulisan
Makalah ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak dalam rangka pembelajaran baik
dalam proses pembelajaran maupun non-pembelajaran , dan meningkatkan
pengetahuan bagi semua kalangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
cairan tubuh
adalah cairan suspense sel di dalam tubuh makhluk hidup yang memiliki
fungsi fisiologis tertentu. Sedangkan elektrolit adalah suatu zat yang larut
atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor
elektrit, ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrit, berfungsi mengatur
keseimbangan asam basa membantu memindahkan cairan dan memungkinkan terjadinya
impuls terhadap sel otot dan sel saraf.
B.
GANGGUAN,
PENYEBAB DAN PENANGANAN KEKURANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Ø KEKURANGAN
CAIRAN
v Dehidrasi
Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak
daripada pemasukan (misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini
disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh.
Dehidarasi terjadi karena
:
- kekurangan zat natrium;
- kekurangan air;
- kekurangan natrium dan air.
Penanganan Dehidrasi dihindari dengan meminum cukup air; dewasa membutuhkan 2–3 L cairan per hari (termasuk kandungan air pada makanan). Minum air di bawah kebutuhan tubuh yang sedikit hanya berisiko kecil, karena ginjal hanya mengeluarkan kelebihan air melaui kencing dengan tingkat keamanan yang besar.
Pada kegiatan
rutin, haus adalah normal dan menjadi panduan yang cukup untuk mengelola kadar
air tubuh. Dengan berolahraga, terkena panas, atau berkurangnya kepekaan akan
haus, minum mungkin dibutuhkan. Mengukur cairan selama kegiatan dapat dilakukan
dengan menimbang badan sebelum dan sesudah kegiatan tertentu tersebut
dilakukan.
Kehilangan
cairan melalui pernafasan (sekitar 350ml), melalui penguapan pada kulit (100ml)
dan melalui keringat (350ml), atau melalui ginjal dalam bentuk air seni
(1000–2000ml, sekitar 900ml mutlak diperlukan untuk membuang partikel-partikel
yang tidak diperlukan. Sejumlah air (sekitar 150–200ml, bukan diare) juga hilang melaui BAB. Pada suhu
udara yang hangat dan lembab atau melakukan kegiatan yang berat, bagaimanapun
kehilangan air dapat mencapai 10 kali lipat atau lebih melalui
pernafasan; yang mana semua ini harus segera diganti. Pada kasus yang ekstrim,
kehilangan cairan mungkin cukup untuk melampaui kemampuan tubuh untuk menyerap
air dari saluran pencernaan; pada kasus ini, minum tidak akan cukup untuk
menghindari dehidrasi, satu-satunya cara menghindari dehidrasi adalah
pre-hydrate atau mencari cara-cara untuk mengurangi penguapan melalui nafas
(istirahat, pindah ke tempat yang lebih sejuk, dsb-nya,)
Jika kehilangan
cairan yang banyak melalui pernafasan segera diganti dengan minum yang cukup,
masalahnya adalah mengelola keseimbangan elektrolit. Minum cairan hipertonik
maupun hipotonik mengundang konsekuensi berbahaya akan (hyponatremia atau hypernatremia) karena jumlah perputaran/sirkulasi cairan yang
meningkat.
v
Radang Tenggorokan
Radang tenggorokan (faringitis), terjadi karena infeksi bakteri atau virus seperti influenza, common cold, campak, croup,mononucleosis/mono.
Faringitis terjadi
kerena :
ü
Batuk rentan diakibatkan oleh
infeksi saluran pernapasan dan jarang menular;
ü
Radang tenggorokan karena
infeksi dari bakteri group A streptococcus
maupun bakteri streptococcus Pyogenes;
ü
Difetri atau penyakit pada saluran
pernapasan serius dan jaraang terjadi pada Negara industry, namun lebih sering
dinegara-negara berkembang;.
ü
Alergi debu, jamur, serbuk
sari, dll;
ü
Iritasi makanan ringan dan
alcohol;
ü
Asap rokok serta polusi udara
yang tercemar.
Penanganan :
*
Jika sedang mengalami radang
tenggorokan usahakan jangan pernah berteriak. Jika berteriak, maka tenggorokan
akan semakin kering;
*
Minum teh hangat, dengan
meminum the hangat tenggoroka akan merasa nyaman;
*
Yang paling utama adalah
perbanyak minum air putih. Dengan meminum air putih, tenggorokan kita akan
basah kembali.
v
Gangguan Pencernaan
Gangguan pencernaan (dyspepsia) atau sakit perut adalah istilah umum yang
menggambarkan ketidaknyamanan perut bagian atas.
Dyspepsia terjadi
karena :
Normalnya, lambung yang kita miliki menghasilkan asam
yang berfungsi membantu mencerna makanan. Akan tetapi terkadang asam tersebut
bisa menyebabkan iritasi lapisan perut, usus bagian atas (duodenum) atau
kerongkongan (esofagus). Adanya iritasi ini dapat menyebabkan rasa sakit dan
memberikan sensasi terbakar.
ü
Makan berlebihan atau makan
terlalu cepat;
ü
Makan berlemak, berminyak atau
pedas;
ü
Terlalu banyak kafein, alcohol,
coklat atau berkarbonasi minuman
ü
Merokok;
ü
Kecemasan;
ü
Antibiotic, obat penghilang
gejala nyeri dan suplemen zat besi tertentu;
ü
Kondisi pencernaan lainnya :
radang perut, tukak lambung, penyakit celiac, batu empedu, sembelit, peradangan
pangkreas, kanker perut, penyumbatan usus, berkurangnya aliran darah dalam
usus.
Penanganan :
*
Menghindari makanan yang memicu
gejala gangguan pencernaaan;
*
Makan 5 atau 6 porsi sehari
dari pada 3x makan dalam porsi besar;
*
Mengurangi atau menghilangi
konsumsi alkohon atau kafein;
*
Menghindari obat penghilang
rasa sakit tertentu;
*
Mengendalikan sters atau
kecemasan;
*
Perbanyak konsumsi air putih.
v
Halusinasi
Halusinasi
adalah suatu keadaan
dimana seseorang percaya
bahwa ia mendapat rangsangan pada
panca inderanya padahal
dalam kenyataannya rangsangan
itu tidak ada.
Halusinasi terjadi
karena :
Hingga
sekarang belum diketahui
penyebab dan proses
terjadinya halusinasi. Ilmu tentang syaraf (neuroscience) telah
mengetahui bahwa ketika seseorang mengalami halusinasi, maka bagian otak yang
terkait dengan fungsi tersebut terlihat aktif. Sebagai contoh, ada bagian otak
yang disebut sebagai daerah Broca (area Broca) dan area Wernicke, yang
berfungsi sebagai bagian otak yang mengendalikan bicara. Ketika seseorang
mengalami halusinasi suara, dimana penderita mendengar suara seseorang
berbicara kepadanya, ternyata area Broca dan Wernicke tersebut terlihat aktif.
Begitu pula dengan halusinasi perabaan maupun halusinasi jenis lainnya, bagian
otak yang mempunyai fungsi sesuai dengan indera tersebut terlihat aktif. Hanya
saja, mengapa tanpa adanya
rangsangan dari luar,
otak kemudian menciptakan
sensasi tersebut, belum diketahui
secara pasti.
Penanganan :
ü
Berbicara dengan seseorang,
secara langsung atau melalui telpon;
ü
Bersenandung, menyanyi,
mendengarkan musik yang
disukai dan membuatnya tenteram;
ü Berjalan keluar ruangan untuk mendapatkan udara segar;
ü
Menyibukkan diri
dengan melakukan kegiatan
pekerjaan rumah, seperti
menyapu, membersihkan meja, menyirami tanaman;
ü
Melakukan hobi,
seperti bermain musik,
menggambar, bernyanyi, merawat
tanaman, merawat binatang peliharaan, berolah raga;
ü
Melihat TV ;
ü
Melakukan permainan (seperti
bermain game), mengisi teka teki silang, bermain catur atau permainan lainnya;
ü
Dan paling utama, utamakan
konsumsi air putih minimal 11 L perhari.
v
Kelelahan (fatigue)
Kelelahan atau fatigue adalah suatu kondisi yang
memiliki tanda berkurangnya kapasitas yang dimiliki seseorang untuk bekerja dan
mengurangi efisiensi prestasi,dan biasanya hal ini disertai perasaan letih dan
lelah.
Fatigue terjadi karena :
ü
Kekurangan zat besi (anemia);
ü
Kelenjar tiroid kurang aktif
(hipotiroidisme);
ü
Kencing manis;
ü
Gagal jantung;
ü
Penyakit dada (asma dan
penyakit paru obstruktif kronik);
ü
Masalah usus;
ü
Depresi/stress;
ü
Mengkonsumsi alcohol.
Penanganan :
*
Makan teratur dan hindari
makanan yang berat;
*
Rajinlah berolah raga;
*
Menjaga keseimbangan berat
badan;
*
Tidur yang cukup (6-8 jam);
*
Kurangi depresi/stress, dan
mulailah hidup santai;
*
Perbanyak minum air putih,
minimal 11L sehari.
v
Kulit Kering
Kulit kering
adalah gangguan kesehatan yang disebut dengan iktiosis, yaitu hilangnya kelembaban lapisan kulit epidermis yang
berdampak negatif yaitu elastisitas kulit menjadi berkurang.
Kulit kering terjadi
karena :
Karena efek samping konsumsi obat-obatan tertentu, atau
infeksi jamur kulit yang parah. Kekurangan asupan air juga dapat menyebabkan
kulit menjadi kering dan mengalami dehidrasi. Kurangnya konsumsi sayur dan buah
yang mengandung vitamin B2 dan E juga mineral juga menyumbang dampak kulit
kering bagi tubuh. Dan terakhir adalah penggunaan kosmetik yang kurang tepat
bagi kulit Anda sehingga menimbulkan efek berupa kulit kering.
Penanganan :
Saat beraktivitas maupun setelah beraktifitas,
gunakanlah body lotion secara teratur. Tidak hanya menggunakan body lotion,
konsumsi air mineral yang teratur juga harus dilakukan. Karna jika tidak
mengkonsumsi air mineral secara teratur, kulit kita akan kering dari dalam, dan
akan sangat percuma menggunakan body lotion.
Ø KEKURANGAN
LEKTROLIT
v Hiponatermia
Merupakan
suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma dalam plasma darah yang
ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L, mual, muntah dan
diare. Hal ini terus menimbulkan rasa haus yang berlebihan, denyut nadi cepat,
hipotensi, konvulsi, dan membran mukosa kering. Sesuain dengan penjelasan
sebelumnya, maka hiponatermia ini disebabkan oleh kekurangan cairan yang berlebihan
seperti kondisi diare yang berkepanjangan.
v Hipokalemia
Suatu
keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia ini dapat terjadi
sangat cepat, sering terjadi pada pasien yang mengalami diare berkepanjangan.
Kondisi hipokalemia ditandai dengan lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan
darah, tidak nafsu makan, dan muntah-muntah, perut kembung, lemah dan lunaknya
otot, denyut jantung tidak beraturan (aritmia), penurunan bising usus, serta
kadar kalsium plasmanya hingga kurang dari 3,5 mEq/l.
v Hipokalsemia
Merupakan
kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah. Hipokalsemia ditandai dengan
adanya kram otot dan kram perut, kejang, bingung, kadar kalsium dalam plasma
kurang dari 4,3mEq/l,
serta kesemutan pada jari-jari dan sekitar mulut. Keadaan ini disebabkan oleh
pengaruh pengangkatan kelenjar gondok atau kehilangan sejumlah kalsium
karena sekresi intestinal.
v Hipomagnesia
Merupakan
kekurngan kadar magnesium dalam darah. Hipomagnesia ditandai dengan adanya
iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, takikardi, hipertensi,
disorientasi dan konvulsi, serta kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/l.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Cairan
tubuh adalah cairan suspense sel di
dalam tubuh makhluk hidup yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Cairan
tubuh merupakan komponen penting bagi fluida ekstraselular, termasuk plasma
darah dan fluida transeluler. Cairan tubuh dapat ditemukan pada spasi jaringan.
Rata-rata
seseorang memerlukan sekitar 11 liter cairan tubuh untuk nutrisi sel dan
pembuangan residu jaringan tubuh. Kelebihan cairan tubuh dikeluarkan melalui
air seni. Kekurangan cairan tubuh menyebabkan seseorang kehausan dan akhirnya
dehidrasi.
B.
Saran
Demikian
makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca/pelajar. Apabila
ada saran dan kritik yang membangun, mohon sampaikan lah pada kami untuk
pembekalan dan pembelajaran di masa yang akan datang atau tugas.
Dan untuk para pelajar diharapkan untuk
senantiasa memperbaiki, apa yang salah pada makalah ini. Mengritik sesuatu yang
dipelajari jauh lebih berguna untuk pembelajaran selanjutnya.
Jika
terdapat banyak kesalahan, kami mohon maaf. Karna kami hanyalah manusia biasa
yang sering berbuat kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, AAA dan Uliyah, M. 2006, Keterampilan Dasar
Praktik Klinik Kebidanan, Jakarta, Salemba Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar